Beberapa Faktor Ini Sebabkan Rupiah Melemah

Reporter

Kamis, 12 Juni 2014 07:50 WIB

Fauzi Bowo (Kiri), Agus Martowardjojo(kanan) dan Fuad Rahmany (tengah). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus D. Martowardojo mengatakan melemahnya rupiah dalam beberapa hari ini di kisaran Rp 11.800 per dolar Amerika terjadi akibat pengumuman neraca perdagangan yang defisit sebesar US$ 1,9 miliar di bulan April 2014. Ia mengatakan defisit neraca perdagangan sepanjang Januari hingga April lalu memberikan sentimen terhadap nilai tukar rupiah.

"Terus pembahasan di DPR ini yang membuat market menduga akan ada pengurangan BBM bersubsidi," kata Agus D. Martowardojo, ketika ditemui di DPR/MPR, Rabu, 11 Juni 2014. Ia mengatakan pasar menduga akan dilakukan penyesuaian harga pada BBM yang kemudian akan berdampak pada inflasi. (Baca: BI Wajib Intervensi jika Kurs Rupiah Tembus 12.000)

Dengan demikian, semua faktor-faktor tersebut kemudian terefleksi pada nilai tukar rupiah. Agus juga menyebutkan besarnya permintaan dolar dari korporasi berkenaan dengan kebutuhan musiman, yaitu repratriasi keuntungan maupun pembayaran royalti, pinjaman, dan bunga ke luar negeri juga turut menjadi faktor penyebab melemahnya rupiah.

Ia mengatakan kondisi politik saat ini, yaitu telah terbentuk dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang baru turut mengakibatkan adanya sentimen terhadap nilai rupiah. "Ditambah dengan kondisi politik yang menunjukkan persaingan ketat juga turut mempengaruhi," kata Agus.

MAYA NAWANGWULAN






Berita Lain
Anak Tukang Becak Ini Terima Beasiswa ke Inggris
Anak Tukang Becak ini Lulus dengan IPK 3,96
Sumbangan untuk Jokowi-JK Capai Rp 35 Miliar

Berita terkait

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

8 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya