Rupiah Rawan ke Level 12.000  

Selasa, 3 Juni 2014 14:17 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen negatif yang datang bertubi-tubi membuat rupiah berisiko kembali terjun ke level 12.000 per dolar. Ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan rupiah mulai bergerak di zona rawan setelah kemarin terdepresiasi 90 poin ke level 11.766 per dolar Amerika. "Selain karena efek pelemahan mata uang regional, rupiah tertekan defisit perdagangan yang besar pada bulan April."

Rilis neraca perdagangan bulan April tercatat defisit US$ 1,9 miliar, jauh di atas perkiraan sejumlah analis yang memperkirakan surplus US$ 187 juta. Kemungkinan defisit neraca perdagangan masih terjadi hingga Juni terkait dengan potensi kenaikan impor untuk mengantisipasi kebutuhan konsumsi pada bulan puasa hingga Lebaran.

Pada perdagangan hari ini, tekanan terhadap rupiah berlanjut. Hingga pukul 11.30 WIB, nilai tukar rupiah sudah bertengger pada kisaran 11.830 per dolar Amerika. "Untuk hari ini, posisi rupiah semakin rawan di antara level 11.800 hingga 12.000 per dolar," ujar Lana.

Analis dari PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, mengatakan pelaku pasar sangat terkejut dengan rilis defisit perdagangan yang semakin melebar. "Defisit menunjukkan fundamental ekonomi yang memburuk sehingga otomatis menekan nilai tukar." (Baca pula: Defisit Neraca Perdagangan Ganggu Rupiah).

Menurut Albertus, defisit yang terjadi lebih besar dari akumulasi surplus dua bulan sebelumnya. Bulan Februari, neraca perdagangan surplus US$ 843,4 juta dan surplus lagi pada Maret 2014 sebesar US$ 673,2 juta.

Belum adanya kelonggaran dari pemerintah terkait dengan larangan ekspor menjadi salah satu faktor yang menekan ekspor. "Dengan ekspor mengandalkan komoditas, larangan ekspor mineral mentah akan mengurangi ekspor secara signifikan," katanya.

PDAT | M. AZHAR

Berita Lain:
Defisit Neraca Perdagangan Ganggu Rupiah
Tiket Mudik Sepeda Motor H-3 Sudah Ludes
Defisit Non-Migas per April Tertinggi Sejak 2012
BPS: Kereta Api Semakin Digemari Masyarakat




Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya