Greepeace Minta Pemerintah Jauhi Lahan Gambut

Reporter

Kamis, 29 Mei 2014 04:17 WIB

Petugas pemadam kebakaran berusaha menjinakkan api yang melahap semak dan pepohonan di hutan konservasi sekitar waduk Duri Angkang, Muka Kuning, Batam (13/2). Hutan di daerah tangkapan air waduk itu terbakar karena cuaca panas, meskipun api dapat dijinakkan, petugas agak kesulitan menjangkau api karena batas hutan itu dipagari dengan kawat tajam. ANTARA/Joko Sulistyo

TEMPO.CO , Jakarta- Greenpeace Southeast Asia meminta pemerintah pusat dan daerah menjauhi investasi di lahan gambut. Kebijakan itu dianggap satu resep menghindari potensi kebakaran hutan.

"Kalau pun mau dikembangkan, ya kembangkan yang sesuai dengan lahan gambut," kata Forest Campaigner Greenpeace Southeast Asia, Yuyun Indradi di Hotel Morrissey, Jakarta, Rabu, 28 Mei 2014.

Menurut Yuyun, salah satu komoditas yang bisa dikembangkan di lahan gambut adalah ramin. Namun, pelaku usaha disebut tak berminat dengan komoditas tersebut karena tingkat pengembalian investasinya rendah.

Pengusaha, kata Yuyun, lebih suka membuka lahan untuk perkebunan sawit dan akasia.
"Padahal sawit dan akasia secara normal tak bisa tumbuh di lahan gambut. Tapi sawit dan akasia pengembalian investasinya tinggi," kata Yuyun.

Dalam setahun terakhir, kata Yuyun, investasi sawit di lahan gambut terutama di wilayah Riau justru mengakibatkan kerugian. Sejak kebakaran lahan gambut pada tahun lalu dan awal tahun ini, dalam waktu dua bulan saja kerugian akibat kebakaran lahan gambut mencapai Rp 15-20 triliun.

"APBD Riau saja tidak sampai segitu. Pendapatannya sama sekali gak sepadan dengan biaya kerugian," kata Yuyun.

Maret lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana melansir kerugian akibat kebakaran hutan gambut di Riau hingga akhir Februari 2014 mencapai Rp 10 triliun. Kerugian itu hanya dihitung dari terganggunya transportasi dan ekonomi masyarakat Riau. (Baca: Kebakaran Hutan Riau Rambah Cagar Alam)

Yuyun memprediksi, dengan ancaman El Nino pada Juni - Juli 2014 ini, kerugian akibat kebakaran gambut akan jauh lebih besar dibanding tahun lalu dan awal tahun ini. (Baca juga: Mei, Riau Waspada Asap)

KHAIRUL ANAM

Terpopuler
Buka Kantor di Jakarta, Apple Tawarkan Lowongan
Cokelat Cadbury Mengandung Babi?
Apple Akhirnya Buka Kantor Cabang di Indonesia

Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

18 menit lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

12 jam lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

2 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

3 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

8 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

9 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

9 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

10 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

10 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

14 hari lalu

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

Eks ajudan Syahrul Yasin Limpo mengetahui adanya permintaan uang sebesar Rp 50 miliar dari mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya