TEMPO Interaktif, Jakarta: Departemen Pertambangan dan Energi akan mempertimbangkan memberi teguran pada perusahaan minyak asal Belanda, Shell yang beberapa saat lalu telah diberi konsesi Petronas untuk mengelola ladang minyak East Ambalat yang diklaim milik Malaysia. Departemen Energi masih mengkaji kasus yang terjadi di Ambalat. "Bulan lalu, Malaysia telah menyerahkan konsesi East Ambalat pada Shell, sedangkan Desember tahun lalu kita telah berikan konsesi pada Unocal," kata Menteri Pertambangan dan Energi Purnomo Yusgiantoro, di kantornya, Rabu (9/3). Menurutnya, Shell sebelumnya telah mengelola Ambalat. Kemudian pada 1999, dialihkan pada ENI, perusahaan minyak asal Italia. Saat itut, ENI telah mengebor satu sumur, tapi ternyata sumur itu kering. Purnomo menambahkan, ENI juga kembali mengebor sumur lain di blok sebelahnya yaitu Bukat dan mendapatkan potensi hidrokarbon cukup besar. "Itu terjadi tahun lalu," tambah Purnomo. Purnomo mengakui, di blok tersebut terdapat prospek minyak dan gas yang dapat eksploitasi. Saat ini, Shell berusaha kembali ke Ambalat melalui Malaysia. Padahal, sebelumnya, saat dikelola Shell telah dilimpahkan secara bisnis ke ENI. "Kita masih akan mempelajari ini (memberi teguran pada shell)," tambahnya. Purnomo menegaskan dalam masalah Ambalat, yang terpenting adalah Indonesia tetap berkeyakinan Ambalat masuk ke wilayah Indonesia. Masalah ini adalah masalah kedaulatan. Purnomo juga menegaskan Unocal tetap melanjutkan tahapan-tahapan mengeksplorasi Ambalat. "Pada tahun ini, menurut jadwal, Unocal masih melakukan studi, dan baru tahun 2006 akan melakukan eksplorasi," ujarnya.Muhamad Fasabeni