Rupiah Masih Cenderung Stagnan  

Reporter

Selasa, 6 Mei 2014 06:17 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Positifnya data perekonomian dalam negeri terbaru masih menjadi sentimen positif pergerakan rupiah pada awal bulan. Inflasi April, yang mengalami minus (deflasi) 0,02 persen dan surplus neraca perdagangan Maret sebesar US$ 680 juta, disinyalir akan meningkatkan minat atas aset investasi bernilai rupiah.

Menurut analis dari PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, data tersebut berhasil membangun optimisme pelaku pasar. Lewat suplai dolar yang kian bertambah, pelaku pasar tak ragu mengakumulasi portofolio berdenominasi rupiah. “Likuiditas dolar meningkat, aset rupiah pun kembali menarik untuk diperhatikan,” ujar dia.

Albertus mengatakan dengan fundamental perekonomian yang semakin membaik, level nilai tukar rupiah pun ada kemungkinan akan terus menguat. Inflasi yang mengalami deflasi mendorong besaran imbal hasil (yield) pasar obligasi menjadi cukup signifikan bagi pelaku pasar. (Baca: Akhir Pekan, Tekanan Dolar Mengendur)

Namun laporan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat terbaru (non-farm employment change) yang naik ke level 288 ribu tetap berpeluang membuat dolar kembali menguat. Meningkatnya data tenaga kerja mengindikasikan perekonomian AS semakin pulih, sehingga minat investor global terhadap dolar berpeluang meningkat.

Belum adanya perkembangan positif dari dinamika pencalonan presiden di dalam negeri serta terus membaranya krisis di Ukraina berpotensi menyebabkan kenaikan permintaan aset berlindung nilai aman (safe haven). Posisi rupiah pun belum akan memasuki tren menguat dalam jangka pendek. (Baca: Minim Data Positif, Rupiah Diprediksi Fluktuatif)

Hari ini laju rupiah diperkirakan hanya bergerak terbatas (sideways) di kisaran level 11.460–11.500 per dolar AS. “Tak cukup hanya data ekonomi, pasar juga menantikan sentimen positif pemilihan presiden,” kata Albertus.

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler
Heboh Briptu Eka Menikah, Atasan Heran
Briptu Eka Menikah, Netizen: #Aku Rapopo
Briptu Eka Menikahi Polisi Anti-Narkotik
Agnez Mo Tampil Seksi dengan Suami Mariah Carey

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

7 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

9 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

15 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya