TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Bank Jabar Banten (BJB) Bien Subiantoro menyatakan, sejak akhir 2013, perusahaannya berhasil naik kelas dari kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) II menjadi kelompok BUKU III.
Hal ini terjadi setelah modal inti bank mencapai Rp 6 triliun untuk kinerja sepanjang 2013. "Kami sudah lama berhasil melewati batas itu," kata Bien Subiantoro di Jakarta, Selasa, 11 Maret 2014.
Berdasarkan laporan keuangan 2012, modal inti BJB Rp 4,65 triliun. Modal ini kemudian naik setahun kemudian. Untuk 2014, Bien belum bisa memastikan peningkatan modal inti BJB (Baca: BankJabar Agresif Berburu BPR ).
Kemungkinan, kata Bien, penambahan modal dilakukan dengan penerbitan saham kembali (right issue), bukan melalui suntikan langsung oleh pemegang saham. "Cuma realisasinya kapan, kami belum tahu," ujar Bien.
BJB juga berencana menerbitkan obligasi pada semester kedua 2014. Sebab, pada semester pertama, masih ada dana APBD masuk. "Sehingga di semester kedua kemungkinan kita baru butuh menerbitkan obligasi," katanya. (Baca: Akuisisi 3 BPR, BJB Gelontorkan Rp 31 Miliar ).
Penentuan kelas BUKU sesuai dengan aturan Bank Indonesia. BI menetapkan bank dengan modal inti Rp 100 miliar-Rp 1 triliun sebagai kategori kelompok kegiatan usaha satu. Kelompok usaha dua dengan modal inti Rp 1-5 triliun. Kelompok usaha tiga modal intinya Rp 5-30 triliun. Dan bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun sebagai kelompok usaha empat.
Kelompok kegiatan usaha ini kemudian dinamai BUKU I hingga BUKU 4, di mana semakin tinggi buku dan modal inti yang dimiliki bank, semakin luas cakupan produk dan aktivitas yang dapat dilakukan bank.
NPL ke Level 1,36 Persen, Berikut Strategi Bank Mandiri
27 November 2023
NPL ke Level 1,36 Persen, Berikut Strategi Bank Mandiri
Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Ahmad Siddik Badruddin, memprediksi kualitas kredit terjaga hingga akhir 2023 dan stabil pada 2024 mendatang.