Pemerintah Bakal Pangkas Anggaran Belanja

Reporter

Sabtu, 8 Maret 2014 06:14 WIB

ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO , Jakarta:Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah akan mengambil skema pemangkasan belanja untuk menutup defisit anggaran. Langkah ini dlakukan akibat tidak tercapainya target penerimaan pajak dan lifting minyak yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014. Dia menilai langkah itu lebih tepat dibandingkan dengan opsi penambahan utang.



"Nambah utang banyak risikonya. Market sudah punya presepsi kami hanya mengeluarkan sekian. Salah satu pengorbanannya itu belanja," kata Bambang di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat, 7 Maret 2014. (baca:Pariwisata Indonesia Lampaui Pertumbuhan Ekonomi)



Bambang tak mau merinci pos belanja mana saja yang akan dipangkas. Ditanya apakah skemanya yang akan akan diambil sama seperti tahun lalu, dimana seluruh belanja kementerian dan lembaga dipangkas, Bambang tak menjawab tegas. "Pokoknya kalau ada masalah bersama, harus ditanggung bersama."



Dengan adanya penurunan target pajak dan tak tercapainya lifting minyak, Bambang menegaskan defisit anggaran tidak bisa bertahan pada angka yang ditetapkan dalam APBN sebesar 1,69 persen. "Berat jika bertahan di sana. Kami akan hitung lagi. Yang jelas tak melebihi 2,5 persen," ujarnya.

Sebelumnya, saat rapat dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan lalu, pemerintah mengeluarkan outlook asumsi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi menjadi range 5,8-6 persen dari target dalam APBN 2014 sebesar 6 persen, inflasi menjadi 5,4-5,7 persen dari target 5,5 persen, dan nilai tukar rupiah menjadi Rp11.500-Rp12.000 per US$ dari target sebelumnya Rp10.500 per US$.

Selain itu suku bunga SPN 3 bulan menjadi 5,5 6 persen dari target 5,5 persen, ICP menjadi US$103-US$105 per barel dari target sebelumnya US$105 per barel, lifting minyak mentah menjadi 800-830 ribu barel per hari dari target 870 ribu barel per hari, dan lifting gas menjadi 1.200-1.225 ribu barel per hari setara minyak dari target sebelumnya 1.240 ribu barel per hari setara minyak.

Direktur Jenderal Pajak, Fuad Rahmany membenarkan target penerimaan pajak sebesar Rp1.110,2 triliun dalam APBN 2014 sulit tercapai. Dia mengatakan penurunan penerimaan pajak disebabkan oleh perubahan asumsi makro ekonomi. "Kalau pertumbuhan ekonomi rendah, pajak akan lebih rendah," ujarnya. Dia mengatakan penurunan terjadi hampir di semua sektor pajak. "PPh maupun PPN karena semua terkait transaksi ekonomi."

ANGGA SUKMA WIJAYA





Advertising
Advertising


Berita Terkait:































Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

21 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

22 jam lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

2 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

5 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

6 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

7 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

7 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

7 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya