TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia dan Bank of Korea meneken kesepakatan swap mata uang atau Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA). Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, kerja sama ini memungkinkan swap mata uang rupiah dan won Korea dapat dipergunakan dalam transaksi perdagangan kedua negara. "Perjanjian ini juga menjamin penyelesaian transaksi perdagangan dalam mata uang lokal di antara kedua negara, sekalipun dalam kondisi krisis," kata Agus di kantornya, Kamis, 6 Maret 2014.
Agus mengatakan tujuan perjanjian ini adalah membangun kerja sama keuangan dan perdagangan dengan negara-negara sahabat. Menurut dia, swap mata uang tersebut mencapai 10,7 triliun won atau Rp 115 triliun. Angka ini setara dengan US$ 10 miliar. Perjanjian tersebut akan berlaku selama tiga tahun dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak. "Perjanjian ini merupakan bentuk komitmen di antara kedua bank sentral untuk mendukung stabilitas makroekonomi dan keuangan regional dalam menghadapi gejolak ekonomi global," ujarnya. (baca: Tapering Dimulai, Pemerintah Belum Cairkan Swap)
Perjanjian swap dengan masa efektif tiga tahun pernah ditandatangani Bank Indonesia dengan Bank Rakyat Cina pada 23 Maret 2009. Swap tersebut bernilai 100 miliar yuan atau Rp 175 triliun. Pada 1 Oktober 2013, swap itu diperpanjang dengan nilai US$ 15 miliar atau sekitar US$ 172 triliun. Kesepakatan bilateral swap juga dilakukan antara Bank of Japan dan Bank Indonesia pada akhir tahun lalu dengan nilai US$ 22,76 miliar. (Baca: BI Pertimbangkan Perbanyak Frekuensi Lelang FX Swap)
Ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, memprediksi nilai tukar rupiah bakal menguat hingga enam bulan mendatang. Namun ia menyarankan pemerintah agar tetap mewaspadai peningkatan volume barang impor. Ke depan, secara hitungan teoretis, penguatan rupiah bisa berkisar di titik 11.300-11.800 per dolar AS. Kondisi riilnya, jika portofolio asing memang mengalir kencang ke dalam negeri, nilai tukar rupiah bahkan bisa tembus ke bawah 11.300 per dolar AS. Saat ini kurs rupiah berada di level 11.554 per dolar.
MAYA NAWANGWULAN
Berita Terpopuler
Diusir Mahasiswa Bandung, Prabowo Kecewa Berat
Pelawak Jojon Tutup Usia
Alasan Mahasiswa Usir Prabowo dari Hotel Savoy
Penembak Kucing Dipecat dari Tempatnya Bekerja
Berita terkait
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
2 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
4 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
5 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
5 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
5 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
5 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
6 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
6 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca Selengkapnya