Sentimen Makro Ekonomi Dorong Penguatan Rupiah

Reporter

Kamis, 6 Maret 2014 06:20 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Jakarta: Analis Indonesia Bond Pricing Agency, Fakhrul Aufa, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar akan menguat pada perdagangan hari ini, Kamis, 6 Maret 2014. Defisit neraca transaksi berjalan yang semakin mengecil, serta laju inflasi yang cukup terkendali, menjadi modal utama yang mendorong laju rupiah.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 6 Desember 2014, rupiah naik 16 poin (0,14 persen) menuju level 11.581,5. Keberhasilan lelang Surat Utang Negara (SUN) menjadi katalis positif yang membuat laju rupiah berbalik arah. Di tengah sentimen positif meredanya ketegangan politik Ukraina, lelang SUN yang mencapai target indikatif Rp 15 triliun mendorong rupiah menguat. (Baca: Krisis Ukraina Reda, Rupiah Menguat ).

Fakhrul mengatakan keberhasilan pelaksanaan lelang SUN menjadi faktor utama yang mendorong penguatan rupiah. Jenis SUN yang dominan dilelang adalah SUN yang memiliki tenor jangka panjang dan banyak diminati investor asing. Tingginya minat investor tersebut berarti bertambahnya arus modal asing yang masuk ke Indonesia. “Likuiditas dolar yang terus bertambah itu semakin menguatkan nilai tukar rupiah,” kata dia.

Menurut Fakhrul, tingginya minat investor asing terhadap SUN dan aset-aset berdenominasi rupiah kian menunjukkan besarnya ekspektasi pasar terhadap perekonomian dalam negeri. Laju inflasi Februari yang terkendali di level 0,26 persen dan defisit neraca perdagangan Januari yang diperkirakan hanya berlangsung temporer menumbuhkan optimisme yang tinggi terhadap perekonomian Indonesia. “Dengan yield 8 persen dan perekonomian yang kian prospektif, investor mana yang tidak tertarik pada SUN?” ujarnya.

Dengan dorongan positif tersebut, rupiah ada kemungkinan menguat pada level 11.550-11.650 per dolar. (Baca: Ukraina Memanas, Rupiah Melemah).

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler

Disebut Atur Proyek SKK Migas, Ini Kata Sepupu SBY

Calon Hakim MK: Mobil Saya Tidak Lima, Cuma Empat....
Calon Hakim MK, Hidup Mewah dan Tak Paham Hukum
Jadi Guru Besar, Calon Hakim MK Ini Tak Tahu Ultra Petita




Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya