Redam Inflasi, BI Rate Diprediksi Naik 0,25 Persen  

Selasa, 4 Maret 2014 09:52 WIB

Saat ini semua komoditas pertanian mengalami kenaikan harga secara menyeluruh yang berkisar antara 20-50 persen. FOTO ANTARA/Anang Budiono

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (Persero), Destry Damayanti, memprediksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan kebijakan moneter ketat tahun ini. “BI kami perkirakan bakal menaikkan bunga acuan minimal 25 basis poin dari posisi 7,5 persen di semester satu tahun ini,” kata dia ketika dihubungi, Senin, 3 Maret 2014.

Kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) yang merupakan sinyal kebijakan moneter ketat ini untuk meredam sejumlah risiko yang datang dari dalam negeri, seperti lonjakan inflasi, pelemahan nilai tukar rupiah, masih kencangnya pertumbuhan kredit serta perlambatan ekonomi.

Khusus dari dalam negeri, sikap bank sentral juga dinilai bakal terpengaruh oleh data teranyar yang dirilis dari dalam negeri terkait inflasi per Februari 2014. Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) diumumkan kemarin menunjukkan andil inflasi inti yang sangat besar dibandingkan dengan inflasi dari harga yang diatur pemerintah dan inflasi barang bergejolak.

Seperti diketahui, BPS telah mengumumkan inflasi pada bulan lalu sebesar 0,26 persen atau lebih rendah dibanding periode serupa tahun lalu sebesar 0,75 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau tercatat sebagai komponen pengeluaran yang paling besar mempengaruhi inflasi dengan andil 0,08 persen.

Angka ini diikuti oleh kelompok bahan makanan, yakni kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok sandang yang masing-masing menyumbang 0,04 persen.

Jika dilihat dari komponennya, terlihat inflasi inti menyumbang angka terbesar inflasi umum (headline) sebesar 0,22 persen. Inflasi barang bergejolak (volatile food) menyumbang 0,03 persen dan inflasi harga diatur pemerintah (administered price) memberi andil 0,01 persen terhadap inflasi umum.

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik, Adi Lumaksono, menyebutkan inflasi inti bulan Februari sebesar 0,37 persen dan mendorong inflasi inti Februari tahunan mencapai 4,57 persen di luar kewajaran. Sebab, biasanya komponen inti tak sebesar angka itu.

Cukup besarnya andil inflasi inti ini, menurut Destry, masih terjaga karena secara kumulatif menjadikan inflasi tahunan di rentang 5 persen atau di kisaran target pemerintah. “Apalagi ada potensi deflasi seperti masa panen di bulan April mendatang.”

Era moneter ketat juga diperkirakan masih akan terjadi oleh Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati. Besarnya kontribusi inflasi inti itulah, menurut Enny, bakal mempengaruhi Bank Indonesia mendorong kenaikan BI Rate tahun ini. “Padahal, sektor riil berharap suku bunga tak lagi naik agar bisa lebih leluasa bergerak di tengah ketidakpastian ekonomi di tahun pemilu ini.”

RR ARIYANI | MAYA NAWANGWULAN

Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

2 hari lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

5 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

6 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

BI Rate Turun Tanpa Tunggu The Fed, DGS: Kalau Domestik Sudah Oke

7 Februari 2024

BI Rate Turun Tanpa Tunggu The Fed, DGS: Kalau Domestik Sudah Oke

Bank Indonesia menyebut BI Rate bisa diturunkan tanpa menunggu penurunan suku bunga The Fed jika kondisi domestik sudah oke.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Diprediksi Pertahankan Suku Bunga hingga Akhir Tahun, Ini Kata Ekonom

25 Agustus 2023

Bank Indonesia Diprediksi Pertahankan Suku Bunga hingga Akhir Tahun, Ini Kata Ekonom

Bank Indonesia (BI) diprediksi mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) di level 5,75 persen hingga akhir 2023.

Baca Selengkapnya

Bunga Acuan BI Naik jadi 5,5 Persen, Apa Sebabnya dan Bagaimana Respons Perbankan?

23 Desember 2022

Bunga Acuan BI Naik jadi 5,5 Persen, Apa Sebabnya dan Bagaimana Respons Perbankan?

BI resmi menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau BI Rate sebesar 0,25 basis poin menjadi 5,5 persen. Apa saja alasannya?

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Mulai Pertimbangkan Menaikkan Bunga Kredit karena BI Rate Naik Terus

26 Oktober 2022

Bank Mandiri Mulai Pertimbangkan Menaikkan Bunga Kredit karena BI Rate Naik Terus

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan akan memperhatikan sejumlah hal, terutama kesehatan keuangan para debitur sebelum menaikkan suku bunga.

Baca Selengkapnya