Bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (19/2). TEMPO/Subekti. PT Pelabuhan Indonesia II akan menyiapkan dana investasi sebesar Rp7 triliun untuk mendukung pembangunan Pelabuhan Kalibaru dan Sorong. Perseroan yang berganti nama menjadi Indonesia Port Corporation itu membukukan laba sebesar Rp1,79 triliun sepanjang 2012, atau tumbuh 21% dari laba pada 2011. SB20130219.
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menunjuk perusahaan Jepang, Mitsui & Co Ltd, sebagai operator Terminal Peti Kemas I New Priok, Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara. Kesepakatan tersebut diteken pada Selasa, 25 Februari 2014, waktu Tokyo. "Ini kontrak bersejarah," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, di Beijing, Cina, Rabu, 26 Februari 2014.
Menurut Dahlan, kontrak tersebut bakal memberi keuntungan bagi Indonesia. Keuntungan itu di antaranya ekspor langsung ke Eropa dan Amerika Serikat tanpa perlu melalui Singapura. Selama ini, kata Dahlan, kapal pengangkut yang masuk ke Tanjung Priok hanya berkapasitas 5 ribu twenty feet equivalent units (TEUs). Di Pelabuhan Kali Baru, atau yang biasa disebut New Tanjung Priok, kapal besar bermuatan lebih dari 18 ribu TEUs bisa berlabuh.
Direktur Utama Pelindo II, Richard Joost Lino, mengatakan Pelabuhan Kali Baru memiliki dua kelebihan. Kelebihan pertama adalah dermaga sedalam 16 meter--lebih dalam dari Tanjung Priok. Penyebab kedua adalah target yang dibebankan kepada Mitsui sebagai operator terminal, yang wajib menarik kapal-kapal besar masuk ke Kali Baru. "Hal ini menjadi salah satu syarat dalam kontrak yang ditandatangani kemarin," kata dia.
Menurut Lino, Pelabuhan Kali Baru diperkirakan bakal rampung akhir 2014. Mitsui akan membangun delapan crane raksasa di Kali Baru sebagai bagian dari kontrak yang diteken. Setelah Terminal 1 rampung, Pelindo akan melanjutkan pembangunan Terminal 2 dan 3. Direksi Pelindo melanjutkan perjalan ke Beijing untuk menjajaki kerja sama dengan China Merchant Group sebagai operator di Terminal 2 dan 3.