Pupuk Bersubsidi Bakal Ludes Sebelum Oktober  

Reporter

Senin, 24 Februari 2014 14:47 WIB

Seorang petani menebar pupuk urea di areal persawahan Kelurahan Bojongsari, Indramayu, Jawa barat, Senin (2/4). ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan, Winarno Tohir, memprediksi pupuk bersubsidi bakal ludes sebelum Oktober mendatang. Musababnya, volume pupuk hanya dijatah 7,78 juta ton dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014. Jumlah ini menyusut ketimbang realisasi pupuk bersubsidi tahun lalu, 9,2 juta ton."Aksi borong untuk menimbun pupuk bakal merebak," kata Winarno kepada Tempo, Selasa, 11 Februari 2014.

Menurut Winarno, dampak buruk penimbunan yaitu melangitnya harga pupuk. Dampak ini mudah diprediksi. Pasalnya, dalam keadaan normal petani membeli pupuk di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. "Apalagi jika pupuk langka, harga bakal melangit," ujarnya.

Jatah pupuk susut karena Kementerian Pertanian dan Komisi Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat menggunakan harga pokok penjualan (HPP), yaitu ongkos produksi dan distribusi pupuk, yang lebih tinggi dari acuan yang digunakan pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu HPP yang digunakan mengacu pada keputusan Menteri Pertanian pada 2012. Adapun untuk tahun ini nilai HPP yang digunakan merujuk pada audit Badan Pemeriksa Keuangan yang terbit pertengahan tahun lalu. HPP yang baru lebih tinggi ketimbang HPP Menteri Pertanian.

Sumber Tempo mengatakan produsen pupuk mendesak penggunaan HPP baru karena tak sabar meraup untung berlipat-lipat. Wakil Ketua Komisi Pertanian DPR, Herman Chaeron, menilai keuntungan produsen pupuk terlalu besar. "Laba 6-9 persen itu terlalu besar dengan kondisi petani seperti sekarang ini," katanya. Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia, Koeshartono, mengatakan HPP baru digunakan agar pembayaran subsidi sesuai riil. "Kurang bayarnya agar sedikit," katanya. Tarik-ulur penambahan subsidi pupuk menjadi salah satu laporan majalah Tempo berjudul "Bermain Pupuk Jelang Pemilu" terbit Senin, 24 Februari 2014.

AKBAR TRI KURNIAWAN

Berita Lain:

Kantor Kementerian Perdagangan Dilempari Apel
Pohon Apel di Malang Tinggal 1,2 Juta Batang
Empat Persoalan Menjerat Petani Apel Malang
Gara-gara Korupsi, Bendahara Negara Sepi Peminat
Alasan CEO Path Percaya Perusahaan Bakrie

Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

4 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

16 jam lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

2 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

3 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

8 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

9 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

10 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

10 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

10 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

14 hari lalu

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

Eks ajudan Syahrul Yasin Limpo mengetahui adanya permintaan uang sebesar Rp 50 miliar dari mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya