TEMPO.CO, Jakarta - Rilis hasil rapat Komite Pasar Keuangan Serikat (Fed Minutes Meeting) yang mensinyalkan kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat membuat dolar menguat terhadap mata uang regional. Dalam notulensi Fed Minutes Meeting Januari 2014 yang dirilis kemarin waktu AS, The Fed berencana menaikkan suku bunga acuan bila tingkat pengangguran turun di bawah 6,5 persen. Hal ini kembali memicu pengalihan aset ke dolar di pasar keuangan global, meskipun saat ini tingkat pengangguran masih berada di level 6,6 persen.
Hingga pukul 13.00 WIB, dolar kembali menguat terhadap mata uang regional Asia. Dolar Singapura melemah 0,11 persen ke 1,2648 per dolar AS, won melemah 0,62 persen ke 1.072,2 per dolar AS, dan rupee turun 0,07 persen ke 62,2625 per dolar AS.
Kemudian yuan Cina melemah 0,11 persen ke 6,0830 per dolar AS, ringgit merosot 0,26 persen ke 3,3034 per dolar AS, sementara rupiah merosot 0,13 persen ke level 11.793 per dolar AS. Ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, menilai The Fed akan berpikir ulang atas kebijakan suku bunga rendah 0-0,25 persen sejak 2009. "Sinyal ini lebih cepat dari perkiraan sebelumnya yang kemungkinan akan dilakukan pada tahun 2015."
Sebelumnya Gubernur The Fed Janet Yellen mengatakan pemulihan di pasar tenaga kerja masih jauh dari harapan. Namun Fed Minutes Meeting berkata lain. Data payroll bulan Januari 2014 naik sebanyak 113 ribu jiwa dari 75 ribu pada Desember 2013.
Minutes tersebut juga menyebutkan rencana bank sentral untuk memangkas US$ 10 miliar pada setiap pertemuannya (FOMC Meeting). "Hari ini rupiah diprediksi bergerak di level 11.800-12.000 per dolar AS," kata Lana.