TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatnya minat beli investor terhadap aset-aset yang dinilai lebih berisiko, seperti ekuitas dan mata uang, telah melemahkan kurs dolar Amerika Serikat. Dolar kembali melemah terhadap mata uang utama dunia setelah Gubernur Federal Reserve Janet Yellen tidak memberikan kejutan dalam pidatonya di depan Kongres tadi malam waktu AS. Inti kebijakan Yellen masih akan sejalan dengan pendekatan yang dilakukan oleh pendahulunya, Ben Bernanke. (Baca juga: Pidato The Fed Diprediksi Menguatkan Rupiah)
Di pasar mata uang, won Korea dan rupiah memimpin penguatan mata uang Asia terhadap dolar AS. Rupiah menguat 0,36 persen menjadi 12.104 per dolar atau level tertingginya sepanjang 2014. Demikian pula won menguat 0,69 persen menjadi 1.063,55 per dolar. Dolar Singapura menguat 0,18 persen terhadap dolar, kemudian mata uang rupee menguat 0,19 persen dan baht menguat 0,19 persen. (Lihat juga: Pidato Pimpinan The Fed, IHSG Diperkirakan Naik)
Meski demikian, pelemahan dolar diperkirakan sementara. Terhadap euro dan yen, dolar mulai rebound. Analis pasar uang dari Westpac, Richard Franulovich, mengingatkan pelemahan dolar bersifat jangka pendek karena data penjualan retail AS akhir pekan ini kemungkinan melemah. "Penjualan kendaraan dan alat berat lebih lemah dari ekspektasi, jadi meningkatkan risiko penguatan dolar."
REUTERS | M. AZHAR
Terpopuler :
Harmoko Bantu Bos Sritex Lukminto Masuk Islam?
Kementerian Perdagangan Ngotot Beras Impor Berjenis Premium
Transaksi Jumbo Perusahaan Minyak Indonesia-Iran
Kisruh Ekspor Mineral, Asosiasi Ajukan Uji Materi
Berita terkait
Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M
13 November 2021
Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.
Baca SelengkapnyaIHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?
1 Februari 2021
Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.
Baca Selengkapnya2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725
6 Desember 2018
Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaIHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah
18 Juli 2018
Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.
Baca SelengkapnyaInfobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik
25 Januari 2018
Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.
Baca SelengkapnyaDibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin
3 Januari 2018
Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.
Baca SelengkapnyaIHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan
6 Desember 2017
Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.
Baca SelengkapnyaDolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587
26 Oktober 2017
Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS
25 Oktober 2017
Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.
Baca Selengkapnya5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound
24 Oktober 2017
Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.
Baca Selengkapnya