TEMPO.CO , Jakarta:Maskapai penerbangan mulai megap-megap akhir-akhir ini. Maskapai yang berkembang begitu pesat membuat industri penerbangan kian kompetitif. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti menyatakan maskapai yang tak mampu bersaing menjadi kritis. Satu diantaranya Merpati.
"Dulu waktu masih ada lima maskapai Merpati Nusantara Airlines tidak seburuk itu, tapi seiring berkembangnya indutri, ia tidak bisa lagi bersaing," katanya di Jakarta 8 Februari 2014. Masalahnya, kata dia, Merpati tak mampu bersaing dalam efisiensi dan tak mampu menjawab tantangan masa kini, seperti peningkatan kurs. (Baca: Pemerintah Tawarkan 19 Rute Bekas Merpati)
Maskapai Penerbangan Tigerair Mandala pun mengalami nasib serupa. Mereka terpaksa menutup sejumlah rutenya lagi-lagi karena tidak efisien atau merugi. "Dari pada loss cukup besar jadi ditutup sementara," ujar dia. (Baca: Pemerintah Bekukan Operasi Maskapai Merpati)
Nasib serupa melanda Sky Aviation. Maskapai ini sulit bersaing karena modal yang tidak memadai untuk ekspansi. Upaya pengembangan oleh Sky Aviation ternyata tak didukung oleh finansial pemegang saham. "Maskapai yang bisa bertahan saat ini adalah yang bisa lebih efisien dan memiliki kondisi internal yang baik," kata dia.
Ia mengatakan pada dasarnya industri penerbangan merupakan industri yang amat bergantung pada modal. Modal besar diperlukan dalam menunjang lini bisnisnya. "Hampir semua utang, itu tidak apa-apa. Asal pinta muternya agar cash flow positif," katanya.
ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler
Nafkahi Keluarga, Pilot Merpati Andalkan Istri
Terpukul Dolar, Tarif Terbang Domestik Dinaikkan
Nafkahi Keluarga, Pilot Merpati Andalkan Istri
Awak Kabin Merpati Bertahan Hidup dengan Berhemat
PPA Bantah Lambat dalam Menyelamatkan Merpati
Berita terkait
Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan
3 hari lalu
Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.
Baca SelengkapnyaTraveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan
8 hari lalu
Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.
Baca SelengkapnyaTony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia
9 hari lalu
Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.
Baca SelengkapnyaAlasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih
13 hari lalu
Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.
Baca SelengkapnyaMaskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran
14 hari lalu
Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.
Baca SelengkapnyaAlasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan
14 hari lalu
Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan
Baca SelengkapnyaMaskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya
17 hari lalu
Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik
Baca SelengkapnyaSetelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah
20 hari lalu
Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.
Baca SelengkapnyaAturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan
26 hari lalu
Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside
Baca SelengkapnyaAmankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?
26 hari lalu
Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.
Baca Selengkapnya