Penyebab Bisnis Maskapai Tumbang

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 9 Februari 2014 05:08 WIB

Merpati Nusantara. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO , Jakarta:Maskapai penerbangan mulai megap-megap akhir-akhir ini. Maskapai yang berkembang begitu pesat membuat industri penerbangan kian kompetitif. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti menyatakan maskapai yang tak mampu bersaing menjadi kritis. Satu diantaranya Merpati.

"Dulu waktu masih ada lima maskapai Merpati Nusantara Airlines tidak seburuk itu, tapi seiring berkembangnya indutri, ia tidak bisa lagi bersaing," katanya di Jakarta 8 Februari 2014. Masalahnya, kata dia, Merpati tak mampu bersaing dalam efisiensi dan tak mampu menjawab tantangan masa kini, seperti peningkatan kurs. (Baca: Pemerintah Tawarkan 19 Rute Bekas Merpati)

Maskapai Penerbangan Tigerair Mandala pun mengalami nasib serupa. Mereka terpaksa menutup sejumlah rutenya lagi-lagi karena tidak efisien atau merugi. "Dari pada loss cukup besar jadi ditutup sementara," ujar dia. (Baca: Pemerintah Bekukan Operasi Maskapai Merpati)

Nasib serupa melanda Sky Aviation. Maskapai ini sulit bersaing karena modal yang tidak memadai untuk ekspansi. Upaya pengembangan oleh Sky Aviation ternyata tak didukung oleh finansial pemegang saham. "Maskapai yang bisa bertahan saat ini adalah yang bisa lebih efisien dan memiliki kondisi internal yang baik," kata dia.

Ia mengatakan pada dasarnya industri penerbangan merupakan industri yang amat bergantung pada modal. Modal besar diperlukan dalam menunjang lini bisnisnya. "Hampir semua utang, itu tidak apa-apa. Asal pinta muternya agar cash flow positif," katanya.

ANANDA PUTRI

Berita Terpopuler

Nafkahi Keluarga, Pilot Merpati Andalkan Istri

Terpukul Dolar, Tarif Terbang Domestik Dinaikkan

Nafkahi Keluarga, Pilot Merpati Andalkan Istri
Awak Kabin Merpati Bertahan Hidup dengan Berhemat

PPA Bantah Lambat dalam Menyelamatkan Merpati

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

3 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

8 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

9 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

13 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

14 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

14 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

17 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

20 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

26 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

26 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya