Cadangan Devisa Naik Jadi US$ 100,3 Miliar

Reporter

Editor

Abdul Malik

Sabtu, 8 Februari 2014 05:38 WIB

REUTERS/Kacper Pempel

TEMPO.CO , Jakarta: Bank Indonesia, mengumumkan nilai cadangan devisa Indonesia per Januari 2014 naik menjadi US$ 100,3 miliar. Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs mengatakan angka itu naik 1,3 miliar dibandingkan posisi Desember 2013 sebesar US$ 99,4 miliar. “Pada level cadangan devisa per Desember 2013, dapat membiayai 5,7 bulan impor atau 5,6 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri pemerintah,” ujarnya, 7 Februari 2014.

Menurut Peter, nilai cadangan devisa nasional pada Januari lalu berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai jumlah cadangan devisa tersebut cukup kuat dalam mendukung ketahanan sektor eksternal dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Level cadangan devisa Januari 2014 juga merupakan tertinggi sejak delapan bulan terakhir. (Baca juga : BI Yakin Cadangan Devisa Membaik )

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, optimistis bahwa cadangan devisa pada Januari 2014 akan lebih baik dibanding akhir tahun lalu. Walaupun cadangan devisa beberapa negara emerging market turun, kata dia, Indonesia justru mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena selama tiga bulan terakhir perkembangan kinerja ekonomi mulai menunjukkan tren perbaikan.

Selain itu, perbaikan defisit neraca perdagangan yang cukup signifikan juga disebut sebagai salah satu faktor yang mempengaruhinya. "Peningkatan kondisi cadangan devisa ini harus diiringi dengan upaya pendalaman pasar," kata Agus. (Lihat juga : Devisa Indonesia Ditargetkan US$ 10 Miliar)

Pada Desember lalu, Bank Indonesia merilis posisi cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar US$ 99,4 miliar. Jumlah itu meningkat US$ 2,4 miliar dibandingkan dengan posisi akhir November 2013 yang sebesar US$ 97,0 miliar.

Menanggapi kemungkinan adanya capital outflow seperti yang terjadi di beberapa negara berkembang, Agus mengatakan bahwa kondisi pasar keuangan saat ini memamg belum stabil. Untuk itu, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, seperti risk on serta risk off.

Menurut dia, apabila terjadi risk on, maka negara-negara berkembang akan cenderung menguat. Sebaliknya, jika risk off akan ada flight to quality. "Kondisi perekonomian saat ini sedang mengalami risk on sehingga kelihatan dampaknya terhadap negara berkembang secara umum. Indikatorya menunjukkan lebih baik," kata Agus.

FAIZ NASHRILLAH



Terpopuler :
Bunga Duka Jokowi Hingga Prabowo Buat Lukminto

Temui Jokowi, Foxconn Janji Investasi Rp 12 T

Rute Gemuk Merpati Bikin 'Ngiler' Maskapai Lain

Tinggalkan Bisnis PC, Sony Jual Divisi VAIO

Strategi Indonesia Menjadi Negara Maju

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya