TEMPO.CO , Jakarta: Muhammad Lukminto, pendiri dan pemilik PT Sritex, meninggal dunia di Singapura pada Rabu, 5 Februari 2014. Pukul 21.40 waktu Singapura, ia mengembuskan nafas terakhirnya.
Orang yang dijuluki sebagai raja batik itu dulunya hanya seorang pedagang di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah. Ia mulai berbisnis tekstil sejak usia 20 tahun, tepatnya pada tahun 1966. Usai peristiwa G30S-PKI, pemerintah Orde Baru melarang segala sesuatu yang berhubungan dengan etnis Cina. (Baca juga : unga Duka Jokowi Hingga Prabowo Buat Lukminto)
Akibat kebijakan itu, Lukminto yang kala itu masih duduk di kelas 2 SMA Chong Hua Chong Hui yang berbasis Cina harus berhenti sekolah. Sekolah Lukminto ditutup. Ia akhirnya mengikuti jejak kakaknya Ie Ay Djing atau Emilia yang telah lebih dulu berdagang di Pasar Klewer.
Orang tua Lukminto, memberikan modal Rp 100 ribu. Uang tersebut terbilang besar pada waktu itu. Dari modal itu, dia membeli kain belaco di Semarang dan Bandung. Kemudian menjualnya di Pasar Klewer, Pasar Kliwon dan sejumlah pabrik batik rumahan dengan berkeliling sejak pagi hingga petang. (Lihat juga : Lukminto, Bos Sritex, Dimakamkan 10 Hari Lagi )
Dari hasil berjualan keliling, pada Tahun 1967, Lukminto berhasil membeli dua buah kios di Pasar Klewer. Sejak mengembangkan toko itu lah, bisnis Lukminto makin berkembang.
Lukminto mulai mengembangkan industri tekstil pada tahun 1972 dengan mendirikan pabrik pertamanya di Semanggi Solo.
Pada sekitar tahun 1980-an, ia merelokasi dan membangun pabrik tekstil ke Desa Jetis, Sukoharjo dengan nama PT Sri Rejeki Isman atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan PT Sritex. Dari lahan awal seluas 10 hektare, terus bertambah 65 hektare dan kini sudah mencapai 100 hektare lebih. (Berita terkait : Pendiri Sritex, Muhammad Lukminto, Meninggal Dunia)
Pada Tanggal 3 Maret 1992, pabrik tersebut diresmikan Presiden Soeharto bersama 275 pabrik aneka industri lainnya di daerah Surakarta. Pada tahun itu juga Sritex mulai menggarap tekstil militer dalam negeri. Saat itu Sritex diminta menjadi penyedia logistik ABRI dalam bidang pengadaan seragam prajurit.
Sukses menggarap pasar dalam negeri, di tahun itu pula Sritex mencoba menembus Eropa. Kala itu German Army yang menjadi bidikan utamanya. Hingga akhirnya German Army mengakui kualitas seragam buatan PT Sritex.
Lukminto yang pernah memiliki nama Seger Waras ini resmi mengubah nama menjadi Haji Muhammad Lukminto sejak menunaikan ibadah haji pada 1994.
Perusahaan yang didirikan oleh suami dari Sie Lee Hwie (Susyana) ini telah dicatatkan di pasar modal pada 17 Juni 2013. Emiten berkode SRIL ini melepas 5,6 miliar saham ke publik dengan harga penawaran Rp240 per saham.
Profil H. Muhammad Lukminto
Nama Asli : Ie Djie Shin
Lahir : Kertosono, 1 Juni 1946
Istri : Sie Lee Hwie (Susyana)
Orangtua: Djie Sing You dan Tan Pik Giok
Anak :
1. Vonny Imelda Lukminto
2. Iwan Setiawan Lukminto
3. Lenny Imelda Lukminto
4. Iwan Kurniawan Lukminto
5. Margaret Imelda Lukminto
Pendidikan :
* Sekolah Rakyat di Kediri
* SMP di Kediri
* SMA Chong Hua Chong Hui (sampai Kelas II)
Karir :
- Presiden Direktur PT Sritex (2006-sekarang)
- Dirut PT Griya Asri Hidup Abadi (2005-sekarang)
- Vice Presidnet Director PT Sritex (1999-2005)
- Asisten Direktur PT Sritex (1997-1998)
Penghargaan :
1. Penghargaan Muri atas penyedia seragam angkatan bersenjata di dunia dengan jumlah terbanyak, 16 negara, 2007
2. Penghargaan Muri atas pemrakasa dan penyelanggara pembuatan desain kain terbanyak sebanyak 300.000 desain, 2007
3. Penghargaan Muri atas perusahaan yang melaksanakan upacara bendera pada tanggal 17 setiap bulan.
PDAT | berbagai sumber
Terpopuler :
Bunga Duka Jokowi Hingga Prabowo Buat Lukminto
Temui Jokowi, Foxconn Janji Investasi Rp 12 T
Rute Gemuk Merpati Bikin 'Ngiler' Maskapai Lain
Tinggalkan Bisnis PC, Sony Jual Divisi VAIO
Strategi Indonesia Menjadi Negara Maju
Berita terkait
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
5 hari lalu
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
6 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.
Baca SelengkapnyaJangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park
9 hari lalu
Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaPNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah
34 hari lalu
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.
Baca SelengkapnyaKampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya
36 hari lalu
Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaBegini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik
53 hari lalu
Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.
Baca SelengkapnyaKBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
28 Februari 2024
Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).
Baca SelengkapnyaPiaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik
17 Februari 2024
Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.
Baca SelengkapnyaNMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik
11 Februari 2024
NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.
Baca SelengkapnyaCerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online
6 Februari 2024
Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.
Baca Selengkapnya