Januari Minyak Mentah Turun ke US$ 105,8 per Barel
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 5 Februari 2014 12:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada bulan Januari 2014 turun US$ 1,4 per barel ke level US$ 105,8 per barel. Sedangkan harga ICP pada Desember 2013 yang mencapai US$ 107,2 per barel. Adapun harga minyak Sumatera Light Crude (SLC) mencapai US$ 110,03 per barel, naik US$ 1,97 per barel dibandingkan Desember.
Tim Harga Minyak Indonesia Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memaparkan, penurunan harga minyak tersebut sejalan dengan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang tengah turun. "Sejumlah laporan menyebutkan adanya peningkatan produksi minyak di sejumlah negara OPEC dan Amerika Serikat dan kondisi ekonomia dunia yang cenderung belum menggembirakan," demikian seperti dikutip dari siaran resmi kementerian, Rabu, 5 Februari 2014.
Dari sisi produksi, berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA), Centre for Global Energy Studies (CGES), dan OPEC, produksi mintah mentah mengalami peningkatan 0,3-0,8 juta barel per hari. Peningkatan ini akibat pertumbuhan produksi sejumlah negara OPEC, antara lain Arab Saudi, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Selain dari negara-negara tersebut, peningkatan produksi minyak mentah juga terjadi di kawasan Amerika Utara, khususnya dari Amerika Serikat. Di wilayah ini, produksi minyak mentah telah mencapai 8 juta barel per hari. Tingkat produksi tersebut merupakan tingkat produksi tertinggi sejak tahun 1988 akibat meningkatnya produksi minyak dangkal (shale oil).
Dengan peningkatan produksi minyak tersebut, otomatis terjadi pula peningkatan stok mingguan produk minyak di Amerika Serikat. Laporan EIA menyebutkan, stok mingguan produk minyak di AS meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yakni stok gasoline sebesar 14,17 juta barel dan stok ditillate fuel oil sebesar 2,1 juta barel.
Pengaruh belum membaiknya kondisi perekonomian dunia juga turut mempengaruhi pergerakan harga minyak dunia. Sebab, muncul kekhawatiran turunnya permintaan dari Cina dan Amerika Serikat akibat melemahnya laporan manufaktur kedua negara tersebut.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh masih belum maksimalnya tingkat pengolahan kilang di China. Saat ini, tingkat pengolahan di Cina lebih rendah 0,25 juta barel per hari dibandingkan tahun lalu. Alasannya, melemahnya permintaan domestik dan diberlakukannya permbatasan ekspor produk kilang oleh Pemerintah China.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler :
Gita Wirjawan: Beras Vietnam Dipolitisasi
Gita Wirjawan Nyapres, Australia Terancam?
Nadella Datang, Bill Gates Pun Hengkang
Satya Nadella, CEO Baru Microsoft