Ini Sejumlah Komoditas Penyumbang Inflasi Januari

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 4 Februari 2014 02:00 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Suryamin saat pemaparan data Statistik di Gedung Badan Pusat Statistik, Jakarta, Senin (2/1). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Januari 2013 sebesar 1,07 persen. Angka inflasi itu sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2013 sebesar 1,03 persen. Inflasi Januari ini juga menjadi realisasi tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin mengatakan, inflasi yang cukup tinggi ini disumbang oleh pergerakan harga sejumlah komoditas hortikultura yang mudah rusak akibat cuaca buruk. "Karena banjir dimana-mana, terjadi masalah distribusi. Padahal banyak komoditas yang tidak bisa tahan lama," ujarnya.

Namun, pemberi andil inflasi terbesar ditempati oleh bahan bakar rumah tangga sebesar 0,17 persen. Perubahan harga komoditas ini mencapai 11,25 persen. "Sebab ada kebijakan Pertamina tentang kenaikan LPG 12 kilogram di awal tahun," ujarnya di Jakarta, 03 Februari 2014. (Baca juga : Banjir dan Longsor Penyebab Inflasi Jawa Timur)

Kenaikan LPG ini terjadi di 81 kota indeks harga konsumen (IHK). Adapun yang tertinggi terjadi di Meulaboh mencapai 47 persen. Selain itu, di Lubuk Linggau dan Singaraja, masing-masing terjadi kenaikan harga sebesar 26 persen.

Suryamin juga menyebut kenaikan harga ikan segar sebesar 3,62 persen ikut menyumbang inflasi. Andilnya mencapai 0,12 persen. "Ini karena pasokan berkurang akibat cuaca yang kurang bagus. Petani memilih mengurangi intensitas melaut," katanya. (Berita terkait : Awal Tahun, Inflasi 1,07 Persen)

Sementara itu, produk hortikultura yang memberi andil pada inflasi adalah cabai merah sebesar 0,08 persen. Sepanjang Desember hingga Januari, terjadi kenaikan harga sebesar 8,1 persen di 51 kota IHK. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Metro Lampung dengan kenaikan 42 persen.

Daging ayam ras dan telur ayam ras juga turut menyumbang inflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,06 persen. Kenaikan harga sebesar 4,83 persen untuk daging ayam ras dan sebesar 9,11 persen untuk telur ayam ras.

Kenaikan harga tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 34 persen dan di Tanjung, Kalimantan Selatan sebesar 30 persen. Untuk telur ayam kenaikan tertinggi terjadi di Ternate dan Watampone, masing-masing sebesar 30 persen dan 27 persen. (Berita terkait : Pantura Tersendat, Inflasi Awal Tahun Meningkat )

Komoditas lainnya, yakni beras yang memberi andil pada inflasi sebesar 0,05 persen. Kenaikan harga komoditas ini mencapai 1,36 persen di 58 kota IHK. "Ini karena masih dalam musim tanam, walaupun pemerintah bilang stok cukup," ujarnya. Kenaikan tertinggi terjadi di Padang sebesar 7 persen, lalu Lhokseumawe sebesar 13 persen.

Tomat sayur juga menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen dengan kenaikan harga sebesar 15,2 persen. Kenaikan tertinggi dari komoditas ini terjadi di Pangkalpinang sebesar 181-183 persen dan di Merauke sebesar 57 persen. "Ikan yang diawetkan juga memberi andil pada inflasi sebesar 0,02 persen dengan perubahan harga sebesar 2,29 persen."

Bahkan, sayur-sayuran seperti bayam dan kangkung pun turut menyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,02 persen. Komoditas ini paling mudah terdampak cuaca ekstrem saat ini sehingga produksinya berkurang.

Selain itu yang memberi andil masing-masing sebesar 0,02 persen lainnya adalah upah tukung cukur, emas perhiasan, bensin, dan mobil. Untuk mobil ini, kata Suryamin akibat peningkatan permintaan di awal tahun. (Baca juga : Banjir, Dampak Inflasi Diperkirakan Lebih Berat)

Komponen yang membuat inflasi lebih rendah adalah harga bawang merah yang menurun 9,88 persen. Komoditas ini memberi andil sebesar 0,06 persen. Juga komponen tarif angkutan udara yang memberi andil 0,03 persen dengan penurunan harga sebesar 7,29 persen. "Jasa angkutan banyak yang menurunkan harga ke posisi normal karena musim liburan telah berakhir," ujarnya.

AYU PRIMA SANDI

Terpopuler :
Menpera Sebut Proyek 1.000 Tower Gagal karena Foke
Merpati Tak Terbang Sampai 5 Februari 2014
Pengakuan Menteri Suswono Soal Beras Impor
Hari Ini, Harga Emas Antam Anjlok Rp 7.000
Stop Terbang, Merpati Tetap Jalankan KSO

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

11 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

11 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

11 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

11 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

29 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya