TEMPO.CO, Thailand - Saham Tata Motors jatuh lebih dari 6 persen pada perdagangan Senin, 27 Januari 2014, setelah direktur perusahaan itu, Karl Slym, meninggal dunia. Ia ditemukan tak bernyawa pada Ahad, 26 Januari 2014, diduga karena terjatuh dari lantai 22 sebuah hotel berbintang di Bangkok, Thailand.
Berasal dari Inggris, Slym bergabung dengan perusahaan itu sejak 2012. Ia direkrut untuk menghidupkan kembali penjualan yang lesu dan memperbaiki posisi produk Tata Motors dalam pangsa pasar domestik.
"Kematiannya terjadi saat perusahaan tampaknya mulai bersinar," kata Anil Sharma, seorang analis di IHS Automotive . "Ia tewas sebelum usahanya berbuah. Diperkirakan, baru dalam satu atau dua tahun lagi upayanya membuahkan hasil."
Tata Motors baru-baru ini memperkenalkan mobil berbahan bakar bensin terbaru untuk kendaraan penumpang. Mereka juga berencana untuk meluncurkan hatchback dan sedan compact tahun ini.
Slym memimpin unit operasi mobil di India dan pasar internasional, termasuk Korea Selatan, Thailand, dan Afrika Selatan. Namun namanya tak muncul setelah perusahaan itu mengakuisisi Jaguar dan Land Rover.
Tata Motors telah kehilangan daya tarik di pasar kendaraan penumpang India setelah saingannya gencar meluncurkan model-model baru dengan harga spesial. Perusahaan ini tidak banyak meluncurkan varian baru sejak 1998. Terakhir, mereka meluncurkan Nano, mobil termurah di dunia yang diresmikan pada 2008 dan mendongkrak nama perusahaan ini.
Sebelum bergabung dengan Tata Motors, Slym adalah Wakil Presiden Eksekutif SGMW Motors, perusahaan patungan General Motors dengan sebuah perusahaan otomotif Cina. Sebelum itu ia mengepalai General Motors di India.
NDTV | TRIP B
Berita terkait
Teten Dorong Industri Otomotif Bermitra dengan UMKM Komponen, Sambut Pengembangan EV
55 hari lalu
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong UMKM diberi andil lebih besar dalam industri otomotif.
Baca SelengkapnyaKemenkomarves Bicara Industri Otomotif ASEAN, Indonesia Unggul di Mobil Penumpang
1 Maret 2024
Sebanyak 54 persen kendaraan yang diekspor merupakan mobil tujuh kursi. Karena itu Indonesia berpotensi menjadi hub industri otomotif ASEAN.
Baca SelengkapnyaGanjar di IIMS 2024: yang Beli Mobil Banyak, Tapi yang Antre Beras Juga Banyak
23 Februari 2024
Ganjar mengatakan bahwa pembeli mobil saat ini cukup banyak, namun masyarakat yang mengantre beras juga disebut banyak.
Baca SelengkapnyaTMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024
21 Februari 2024
TMMIN menerima penghargaan Lighthouse Industry 2024 setelah dianggap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing industri otomotif.
Baca SelengkapnyaChery Siap Luncurkan Mobil Listrik di Indonesia
17 Oktober 2023
Chery menilai Indonesia sebagai pasar potensial di masa mendatang, termasuk untuk mobil listrik.
Baca SelengkapnyaMengenal 5 Pameran Otomotif Terbesar di Dunia
14 Agustus 2023
lima pameran otomotif terbesar di dunia yang jadi etalase produsen kendaraan
Baca SelengkapnyaKisah Sukses Soichiro Honda, Lulusan SD Mendirikan Honda Motor
6 Agustus 2023
Soichiro Honda pendiri Honda Motor ini hanya lulusan SD ketika ia mulai mendalami otomotif. Kariernya dimulai menjadi penjaga anak majikan.
Baca SelengkapnyaAEML Siap Berperan Dorong Percepatan Kendaraan Listrik
25 Juli 2023
Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) dilaporkan siap untuk memajukan industri kendaraan listrik di Indonesia. Simak selengkapnya di sini:
Baca SelengkapnyaKemenperin Tingkatkan Kualitas SDM Industri Mold and Dies
18 Juli 2023
Kemenperin telah meresmikan High Tech Mold and Dies Centre di sekitar KawasanPanasonic Gobel di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaStudi Perkirakan Krisis Chip di Industri Otomotif Segera Berakhir
15 Juli 2023
Sebuah studi dari S&P Global Mobility mengungkapkan bahwa krisis chip semikonduktor yang melanda industri otomotif dunia akan segera berakhir.
Baca Selengkapnya