BI: Moratorium Sebaiknya 15 tahun

Reporter

Editor

Kamis, 13 Januari 2005 15:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah seharusnya meminta moratorium atau penundaan utang luar negeri selama 15 tahun. "Kalau hanya dua sampai tiga tahun tidak berpengaruh banyak terhadap keringanan pembayaran utang luar negeri Indonesia," ujar Direktur Direktorat Luar Negeri Bank Indonesia (BI) Kusuma Ningtuti di Gedung Bapenas Jakarta, Kamis (13/1). Menurut Tuti, upaya meringankan beban pembayaran utang luar negeri Indonesia tidak akan berpengaruh apabila hanya diberikan penundaan atau moratorium selama dua sampai tiga tahun. "Ini karena pembayaran cicilanya akan diakumulasikan pada tahun yang akan datang. Jadi bisa memberatkan anggaran setelah habis masa moratorium," ujarnya. Ia sendiri berpendapat, jangka waktu yang tepat untuk moratorium adalah 15 tahun dengan diiringi upaya diplomasi mengurangi utang. "Harus diusahakan adanya penghapusan atau pengurangan dari kewajiban membayar cicilan utang luar negeri," katanya.Dalam hal ini Tuti mengusulkan agar Indonesia gencar melakukan negosiasi dengan Jepang sebagai negara kreditor terbesar, termasuk juga untuk proyek di Aceh. "Per-November 2004, utang luar negeri pemerintah ke Jepang mencapai US$ 28,4 miliar atau 35,5 persen dari total utang luar negeri pemerintah," ujarnya. "Pemerintah perlu mengajukan penghapusan atau pembatalan proyek-proyek yang di Aceh karena sifatnya yang force majeur atau keadaan yang sifatnyan terpaksa yang menimbulkan tekanan fiskal terhadap anggaran untuk merekontruksi pembangunan di Aceh," urai Tuti.Amal Ihsan

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya