TEMPO.CO, Jakarta - Harga cabai dinilai paling rentan melonjak akibat musim hujan. Pemerintah pun mulai bersiap mengambil kebijakan pengamanan pasok dan harga pangan, termasuk membuka keran impor.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengkhawatirkan lonjakan harga cabai bakal mendongkrak inflasi. "Cabai memang paling rentan," kata Bayu ketika dihubungi Tempo, Kamis, 16 Januari 2014.
Tanaman dan buah cabai memang rentan terhadap cuaca buruk. Curah hujan yang terlalu tinggi akan mengurangi jumlah panen. Buahnya pun lebih mudah busuk. Pada sisi lain, karakter masyarakat Indonesia sebagian merasa tak enak makan tanpa sambal. Walhasil, permintaan cabai tetap tinggi, sehingga harga pun mudah naik. Produk dengan karakteristik serupa adalah bawang merah.
Kementerian Perdagangan sendiri telah menetapkan harga referensi khusus untuk cabai dan bawang merah pada 2013 lalu. Peraturan itu tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Dalam Negeri selaku Ketua Tim Teknis Pemantau Harga Produk Hortikultura Nomor 118/PDN/KEP/10/2013 tentang Penetapan Harga Referensi Produk Hortikultura.
Dalam peraturan tersebut, harga referensi bawang merah Rp 25.700 per kilogram, cabai merah keriting Rp 26.300, dan cabai rawit Rp 28.000 per kilogram. Artinya, jika harga eceran di atas harga patokan (referensi), pemerintah akan membuka keran impor. Namun sebaliknya, jika harga kembali normal atau di bawah harga patokan, keran impor akan ditutup.
Saat ini, menurut pantauan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, harga rata-rata cabai nasional mencapai Rp 30.693 atau di atas harga refensi. Di beberapa daerah, harganya bahkan sudah lebih tinggi. Di Kendal, misalnya, harga cabai merah keriting mencapai Rp 40 ribu per kilogram. Sementara di Tanjungpinang, harga cabai merah keriting mencapai Rp 48 ribu per kilogram dan cabai rawit Rp 38 ribu per kilogram.
"Kita sudah antisipasi sejak awal. Yang kita khawatirkan adalah produk hortikultura saja, karena itu yang paling rentan pada saat musim hujan," kata Bayu. "Impor sampai sekarang masih tetap dibuka,tetapi kita kendalikan."
Suminto, staf Pusat Data dan Informasi Pasar Induk Sayuran dan Buah Kramat Jati, mengungkapkan cabai impor memang telah masuk ke pasar. Namun jumlahnya relatif sedikit dan tak rutin masuk setiap hari. "Jadi, sulit dipantau jumlah pastinya," ujarnya.
Apalagi belakangn ini pasokan cabai dan bawang putih menurun. Pada situasi normal, pasokan berbagai jenis cabai di Pasar Induk Kramatjati bisa mencapai 162 ton per hari, namun kini hanya sekitar 135 ton per hari. Adapun pasokan bawang merah turun dari normalnya 90 ton per hari menjadi tinggal 60 ton per hari.
PINGIT ARIA
Terpopuler:
BBM Lengkap Akil Soal Idrus, Setya, & Pilgub Jatim
Ruhut Tuding Jokowi Memble Hadapi Banjir
Dilarikan ke RS karena Orgasme 3 Jam tanpa Henti
Status BBM Anas Urbaningrum: Ojo Dumeh...
Akil Kesal pada Idrus Marham Soal Pilkada Jatim
Berita terkait
Kemenperin Pastikan Tak Ada Keluhan dari Pelaku Usaha saat Pertek Berlaku
11 jam lalu
Kemenperin memastikan sejak regulasi terkait pertimbangan teknis (Pertek) yang mengatur impor berlaku, tidak ada keluhan dari pelaku industri
Baca SelengkapnyaMenteri perdagangan Zulkifli Hasan Dorong APEC Adopsi Digitalisasi di Industri Rantai Pasok
17 jam lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendorong kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) dengan mengadopsi teknologi digital di industri rantai pasok
Baca SelengkapnyaSri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai
2 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.
Baca SelengkapnyaTingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile
3 hari lalu
Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.
Baca SelengkapnyaKTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP
4 hari lalu
Pertemuan organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, Peru kembali membahas Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global
4 hari lalu
Kementerian Perdagangan mengungkapkan saat ini fenomena alih mitra dagang sejumlah negara telah mempengaruhi ekonomi global.
Baca SelengkapnyaPengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo
7 hari lalu
Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen
10 hari lalu
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar
Baca SelengkapnyaBarang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?
17 hari lalu
Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai
Baca SelengkapnyaHarga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif
18 hari lalu
Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.
Baca Selengkapnya