TEMPO.CO, Jakarta - Menguatnya mata uang euro terhadap dolar berdampak positif bagi mata uang berisiko, termasuk rupiah. Dalam transaksi pasar uang hari ini, rupiah ditutup menguat 42 poin (0,34 persen) ke level 12.193 per dolar Amerika Serikat. Rupiah bergerak menguat seiring pelemahan dolar yang terjadi terhadap mata uang pasar berkembang.
Hingga pukul 17.15 WIB, mata uang euro ditransaksikan di level US$1,36, sementara pound sterling di level US$1,64.
Pengamat pasar uang, Zulfirman, Basir mengatakan rupiah lagi-lagi bergerak searah dengan sentimen regional. "Penguatan euro pada perdagangan valas (forex) berhasil dimanfaatkan oleh rupiah untuk melanjutkan apresiasi positif sejak Rabu."
Penguatan mata uang 17 negara Eropa terhadap dolar AS dipicu ekspektasi indeks kepercayaan ekonomi zona euro yang membaik. Selain itu, Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan masih akan mempertahankan stimulus dan suku bunga rendah 0,25 persen pada pertemuan yang diadakan di Frankfurt, Kamis, 9 Januari. Bank sentral Inggris (BOE) juga diperkirakan masih akan mempertahankan kebijakan akomodatifnya di pasar.
Di sisi lain, Zulfirman juga melihat kepercayaan pelaku pasar domestik mulai sedikit pulih, seiring laju inflasi yang masih sesuai ekspektasi dan neraca perdagangan bulan November yang surplus US$778 juta. "Sentimen positif juga datang dari rilis cadangan devisa yang berada pada posisi US$99 miliar."
Berbagai perbaikan data ekonomi itu menjadi pertimbangan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 7,5 persen.