Pembeli memadati kios daging di pasar tradisional Senen, Jakarta, Minggu (31/7) Harga daging memasuki bulan puasa naik dari Rp.63.000 menjadi Rp.65.000 per kilo gram. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Tirtayasa Banten Dahnil Anzar Simanjuntak memperkirakan penyumbang utama laju inflasi pada akhir tahun lalu masih dipegang oleh kelompok konsumsi, terutama konsumsi pangan. “Faktor pendorong terbesar berikutnya adalah di bidang komunikasi dan transportasi, kemudian dilanjutkan dengan sektor rekreasi,” ujarnya ketika dihubungi, Kamis, 2 Januari 2014.
Ia mengatakan seperti pada inflasi-inflasi sebelumnya, sektor konsumsi masih selalu menjadi faktor pendorong terbesar. Meski begitu, konsumsi di Desember 2013 tersebut masih tidak lebih tinggi dari inflasi selama bulan Juli sebelumnya.
Secara lebih spesifik, Dahnil memperkirakan laju inflasi pada bulan Desember 2013 diprediksi akan berada di kisaran angka yang stabil dengan bulan sebelumnya. “Di kisaran angka 7-8 persen year on year,” tuturnya. Ia mengatakan stabilnya angka inflasi dipresiksi karena puncak inflasi telah terjadi pada Juli 2013 lalu saat musim libur anak sekolah, bulan puasa dan Lebaran.
"Inflasi Desember hanya dipengaruhi momen Natal dan tahun baru. Faktor pendorongnya lebih sedikit ketimbang inflasi di bulan Juli," kata Dahnil Anzar. Ia mengatakan kenaikan inflasi biasanya terjadi secara musiman dan inflasi tertinggi telah terjadi pada bulan Juli lalu.
Hari ini rencananya Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan inflasi bulan Desember. Sebelumnya pada November 2013, BPS melansir inflasi sebesar 0,12 persen. Beberapa penyebab utama inflasi saat itu berasal dari kelompok listrik, air, gas, dan perumahan.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi pernah menyatakan pemerintah sudah mengantisipasi inflasi yang lebih tinggi di bulan Desember karena secara historis inflasi di bulan tersebut lebih tinggi dibanding November. Dua faktor yang memicu inflasi di akhir tahun adalah musim liburan hari raya Natal dan tahun baru serta adanya musim hujan.
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
1 Agustus 2023
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.
IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda
30 Juni 2023
IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda
Bahlil Lahadalia, menanggapi rekomendasi Dana Moneter Internasional atau IMF yang meminta Indonesia mencabut larangan ekspor mineral mentah, termasuk nikel, secara bertahap.