Pesawat Akan Gunakan Bahan Bakar Nabati  

Reporter

Jumat, 27 Desember 2013 14:48 WIB

Dua pesawat Batavia Air terparkir di terminal 1 C Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis ( 31/1). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti pada hari ini, Jumat, 27 Desember 2013 menandatangani kesepakatan bersama (memorandum of understanding/MoU) tentang pemanfaatan bahan bakar nabati pada pesawat udara (aviation biofuel) dan energi terbarukan (renewable energy) secara berkelanjutan pada bandar udara. Penandatanganan itu disaksikan oleh Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan dan Menteri ESDM Jero Wacik di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.

"Ini merupakan inisiatif terukur dari kedua kementerian pada kelanjutan komitmen terhadap penanggulangan dampak perubahan iklim dan mitigasi gas rumah kaca. Nantinya, pakai bahan bakar biofuel pasti jauh lebih murah," kata Mangindaan dalam sambutannya.

Kesepakatan bersama itu merupakan tindak lanjut atas kebijakan, strategi, dan langkah aksi program rencana aksi gas rumah kaca Kementerian Perhubungan yang telah ditetapkan dalam keputusan Menteri Perhubungan Nomor 201 Tahun 2013. Keputusan itu menyangkut implementasi aviation biofuel dengan bauran 2 persen pada 2016 dan target bauran 3 persen pada 2020. Selain itu, dibahas pula pemanfaatan energi terbarukan sebesar 7,5 megawatt pada bandar udara sampai 2020.

Ruang lingkup kesepakatan bersama ini meliputi koordinasi dengan instansi terkait ihwal pelaksanaan penelitian, pengembangan, uji coba, penyiapan sertifikasi, dan penyiapan regulasi terkait. Selain itu, akan dilakukan pula sosialisasi dan pengawasan penggunaan aviation biofuel pada pesawat dan energi terbarukan secara berkelanjutan pada bandar udara.

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan pemanfaatan energi terbarukan saat ini hanya 5 persen dari total bauran energi nasional. Padahal potensi energi terbarukan sangat besar dan tersedia di seluruh Indonesia.

Saat ini Indonesia memiliki potensi bahan bakar nabati terbesar kedua setelah Brasil. "Minyak kita impor, gas lebih. Masa yang lebih tidak dipakai. Padahal tanah kita punya, rakyat juga yang tanam. Inilah kenapa aviation biofuel itu penting," kata Jero dalam sambutannya.

APRILIANI GITA FITRIA


Berita Terpopuler :
Pertamina: PGN yang Hambat Konversi BBG
Ekspor Mineral Mentah Dilarang, Newmont Bakal Mati
Indosat Modernisasi Jaringan
Larangan Ekspor Mineral Mentah, Newmont Mengancam

Berita terkait

Bos Pertamina Jelaskan Sebab Produksi BBN di Milan Dibatalkan

29 Januari 2020

Bos Pertamina Jelaskan Sebab Produksi BBN di Milan Dibatalkan

Pembatalan itu, menurut Dirut Pertamina, karena adanya kebijakan penolakan crude palm oil (CPO) yang diterapkan oleh Eropa.

Baca Selengkapnya

Setelah B30, Pemerintah Kembangkan Biodiesel B50

6 September 2019

Setelah B30, Pemerintah Kembangkan Biodiesel B50

Pemerintah sudah menyiapkan berbagai rencana untuk memanfaatkan minyak sawit sebagai bahan bakar biodiesel

Baca Selengkapnya

Rini Soemarno: Tiga Tahun Lagi Minyak Nabati Gantikan Solar

18 Februari 2019

Rini Soemarno: Tiga Tahun Lagi Minyak Nabati Gantikan Solar

Rini Soemarno mengatakan dalam tiga tahun lagi, minyak nabati bisa menggantikan bahan bakar solar

Baca Selengkapnya

Perang Dagang AS-Cina, Ini Harapan Pengusaha Kelapa Sawit

11 Juli 2018

Perang Dagang AS-Cina, Ini Harapan Pengusaha Kelapa Sawit

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina yang semakin memanas mulai berpengaruh terhadap pasar minyak nabati.

Baca Selengkapnya

Parlemen Uni Eropa Tolak Biofuel Sawit, Pemerintah RI Kecewa

23 Januari 2018

Parlemen Uni Eropa Tolak Biofuel Sawit, Pemerintah RI Kecewa

Parlemen Eropa menyetujui penghentian penggunaan biofuel berbahan dasar kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan pada 2021.

Baca Selengkapnya

Produsen Biodiesel Tuntut Eropa Hapus Bea Antidumping

21 Maret 2017

Produsen Biodiesel Tuntut Eropa Hapus Bea Antidumping

Bulan ini, Kementerian Perdagangan mengajukan gugatan terhadap
Uni Eropa melalui WTO.

Baca Selengkapnya

Tiga Industri Ini Bermitra Sulap Rumput Gajah Jadi Biofuel

9 Maret 2017

Tiga Industri Ini Bermitra Sulap Rumput Gajah Jadi Biofuel

Tiga perusahaan itu adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) bersama PT Pertamina (Persero) dan Toyota Motor Corporation.

Baca Selengkapnya

BPBD Sawit Klaim Campuran BBN pada Solar Capai 18,6 Persen

17 Juni 2016

BPBD Sawit Klaim Campuran BBN pada Solar Capai 18,6 Persen

Pencampuran bahan bakar nabati (BBN) pada solar diwajibkan mencapai 20 persen atau B20.

Baca Selengkapnya

Pertamina Serap 519 Ribu Kiloliter Biodiesel Per 2 Bulan

29 Maret 2016

Pertamina Serap 519 Ribu Kiloliter Biodiesel Per 2 Bulan

Penyerapan minyak sawit untuk biodiesel di dalam negeri akan
menaikkan harganya di pasar dunia.

Baca Selengkapnya

Rizal Ramli Lobi ASEAN Agar Pakai Biodiesel dari Sawit

4 Februari 2016

Rizal Ramli Lobi ASEAN Agar Pakai Biodiesel dari Sawit

Indonesia dan Malaysia lobi negara-negara
ASEAN agar beralih ke Biodiesel dengan
campuran minyak nabati dari CPO. Cina dan
India juga diajak.

Baca Selengkapnya