Meski DNI Direvisi, Target Investasi 2014 Tak Naik  

Reporter

Rabu, 25 Desember 2013 18:36 WIB

CEO HSBC Indonesia Alan Richards (kiri) berbincang dengan dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) Mahendra Siregar (kanan). ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan, revisi Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI) belum bisa mengembalikan target investasi tahun depan, yakni Rp 506 triliun. Menurut dia, faktor ekonomi global cukup berpengaruh, sehingga revisi DNI belum bisa meningkatkan investasi.

"Saya tidak bisa seoptimistis itu. Meskipun tidak terlalu besar, namun masih ada faktor gejolak ekonomi global. Tapi saya akan pantau terus," kata Mahendra saat ditemui di acara open house di rumah dinasnya, Jakarta, Rabu, 25 Desember 2013.

Sebelumnya, BKPM menurunkan target investasi menjadi Rp 450 triliun, turun Rp 506 triliun. Penurunan target tersebut disebabkan oleh gejolak ekonomi global yang masih akan berlangsung pada tahun depan. Sementara tahun ini pemerintah menargetkan realisasi investasi bisa mencapai Rp 390 triliun.

Namun, Mahendra mengatakan, revisi DNI ini tetap akan memberikan kepastian hukum bagi para investor dan secara otomatis akan mendorongan investasi bagi Indonesia. "Kami mempunyai komitmen untuk melakukan reformasi dan memberikan kepastian hukum dalam bidang investasi, terutama yang berikaitan dengan kerja sama pemerintah swasta (KPS). Pesan ini yang ingin kami sampaikan," kata Mahendra.

Berdasarkan hasil rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian pada Selasa kemarin, pemerintah merampungkan revisi DNI yang akan diajukan kepada Presiden. Ada lima kelompok yang direvisi. Pertama adalah revisi yang dilakukan untuk menjadikan bidang usaha lebih terbuka untuk penanaman modal asing (PMA).

Kemudian revisi juga dilakukan bidang usaha yang menjadi lebih terbatas kepemilikan sahamnya untuk PMA, harmonisasi penyederhanaan pengaturan kepemilikan saham asing, ketentuan syarat bagi proyek kerja sama pemerintah-swasta (KPS), dan bidang usaha yang disesuaikan dengan UU atau peraturan lainnya.

Mahendra mengatakan banyak yang sudah berminat masuk dalam sektor-sektor yang ditawarkan dalam revisi DNI tersebut, baik di sektor bisnis maupun skema KPS. "Karena ada kepastian hukum untuk mendorong skema KPS, sehingga pihak terkait yang berminat dalam kegiatan KPS lebih percaya diri," kata Mahendra.





ANGGA SUKMA WIJAYA

Berita terkait

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

13 jam lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

18 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

1 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

1 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

1 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

2 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

3 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya