Aksi Spekulatif Benamkan Rupiah  

Selasa, 17 Desember 2013 18:27 WIB

Ilustrasi mata uang dolar AS. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen negatif yang berkembang menjelang pertemuan Komite Ekonomi Federal (FOMC Meeting) membuat pelaku pasar memborong dolar. Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah terdepresiasi 20 poin atau 0,17 persen ke level 12.125 per dolar Amerika. Rupiah kembali bergerak melawan arah mata uang regional yang cenderung menguat terhadap dolar Amerika.

Analis pasar uang dari PT Harvest International Futures, Tonny Mariano, mengatakan pelaku pasar memburu dolar menjelang pertemuan FOMC Meeting yang akan dimulai Rabu, 17 Desember, waktu Amerika Serikat. "Pertemuan itu diyakini bakal memutuskan untuk mengurangi pengucuran stimulus moneter (tapering) mulai akhir tahun."

Membaiknya data-data perekonomian di Amerika masih menjadi faktor utama yang melatarbelakangi pentingnya pemangkasan stimulus senilai US$ 85 miliar dolar per bulan. Namun, belum turunnya angka pengangguran ke level 6,5 persen membuat tapering masih teka-teki. Kondisi ini kemudian menimbulkan reaksi pasar untuk cenderung mencari aman dengan memburu dolar.

Menurut Tonny, pergerakan rupiah berbeda dengan mata uang Asia lainnya. Rupiah lebih volatil dan kerap berlawanan arah dengan pergerakan mata uang lainnya, karena karakteristik investor dolar di Indonesia juga berbeda. Mereka mudah panik ketika ada sentimen negatif, sehingga kerap mengambil posisi spekulatif. "Aksi tersebut kemudian menyebabkan likuiditas dolar kering dan ujung-ujungnya nilai tukar rupiah melemah."

Data-data ekonomi dalam negeri yang memburuk serta belum adanya efek kebijakan pemerintah untuk mengatasi defisit transaksi berjalan, menjadi alasan bagi mereka untuk terus memeluk dolar.

PDAT | M. AZHAR

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

8 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

10 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

17 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya