Orang Indonesia Masih Boros Energi  

Reporter

Selasa, 3 Desember 2013 12:18 WIB

Korban gebrak Pistol, Priyatna masih bertugas pasca terlibat cekcok dengan jaksa Marcos Panjaitan di SPBU kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (4/9). Aksi Jaksa Marcos Panjaitan dipicu oleh istrinya yang terlibat cekcok mulut dengan petugas SPBU saat mengisi bahan bakar. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana, mengatakan masyarakat Indonesia masih boros dalam menggunakan energi. Energi yang digunakan masyarakat Indonesia, kata Rida, masih didominasi energi fosil yang tidak terbarukan berupa minyak, gas bumi, dan batu bara. "Padahal pasokannya terus berkurang dan harganya semakin mahal," kata dia dalam Seminar Nasional Konservasi Energi, Selasa, 3 Desember 2013.

Menurut Rida, ketergantungan Indonesia terhadap impor energi fosil sudah sangat besar. Data pemerintah menyebutkan, kebutuhan bahan bakar minyak Indonesia mencapai 1,5 juta barel per hari. Sedangkan produksi di dalam negeri hanya 870 ribu barel per hari. Agar kebutuhan tercukupi, Indonesia harus mengimpor minyak mentah maupun dalam bentuk bahan bakar. Lantaran penggunaan energi fosil cukup dominan, 96 persen dari total kebutuhan energi nasional, negara pun terbebani subsidi sebesar Rp 272 triliun pada 2013.

Untuk menekan tersedotnya devisa gara-gara impor energi, Rida mengatakan, pemerintah telah melakukan konversi bahan bakar dari minyak tanah ke gas. Selain itu, konversi dijalankan melalui pencampuran bahan bakar nabati. Saat ini, 16,5 juta kiloliter solar bersubsidi sudah dicampur dengan bahan bakar nabati sebanyak 10 persen. "Untuk mengurangi impor solar sekaligus memanfaatkan minyak sawit produksi dalam negeri," ucapnya.

Menurut Rida, demi mendukung penghematan energi, pemerintah sudah menerbitkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi. Dalam beleid tersebut, ada dua rencana penghematan, yakni diversifikasi dan konservasi energi. Untuk konservasi energi, kata Rida, Indonesia sudah banyak belajar dari negara lain, namun kemajuannya lamban karena kurangnya koordinasi antara lembaga pemerintah, industri, dan konsumen pengguna energi.

MARIA YUNIAR



Terpopuler
Polisi Ungkap Penyebab Kecelakaan Maut Paul Walker

Kapolri Sutarman: Jilbab Rp 5 Ribu Sudah Dapat

Berkat Paul Walker, Terumbu Karang Mentawai Selamat

Soal Anak Siri, Farhat Abbas Anggap Masa Lalu

Ahok: Untung Saya Enggak Bawa Pistol

Kisah Rodas dan Walker di Balik Kecelakaan Porsche


Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

17 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

19 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

3 Maret 2024

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

Para ekonom mengkritisi penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran. Jika dipaksa menggunakan, apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

26 Februari 2024

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

Defisit anggaran akan melebar menjadi 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah menambah subsidi pupuk, BLT, dan menahan kenaikan BBM.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

24 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

Program makan siang gratis Prabowo-Gibran masuk APBN 2025, Jokowi akan matangkan di sidang kabinet Senin depan.

Baca Selengkapnya

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

19 Februari 2024

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

Ekonom CORE Indonesia, Mohammad Faisal, mengusulkan refocusing program makan siang gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

19 Februari 2024

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

Pengamat menilai jika subsidi BBM dipangkas untuk program makan siang gratis maka penerimaan pajak bisa menurun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

18 Februari 2024

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

Ekonom Celios Bhima Yudhistira menyebut subsidi BBM idealnya dipangkas bukan untuk membiayai program makan siang gratis. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ramai Subsidi BBM Dipangkas untuk Makan Siang Gratis, Begini Penjelasan Lengkap TKN Prabowo-Gibran

18 Februari 2024

Ramai Subsidi BBM Dipangkas untuk Makan Siang Gratis, Begini Penjelasan Lengkap TKN Prabowo-Gibran

Wakil Ketua TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka buka suara soal polemik pemangkasan BBM untuk program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya