TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Tim Asistensi Penyelamatan Bank Persyarikatan Din Samsudin menyatakan Bank Persyarikatan Indonesia segera akan menggandeng investor baru yang kesepakatannya akan ditandatangani dua atau tiga hari yang akan datang. Rencananya investor baru ini akan menyuntik modal antara Rp 100-200 miliar. Investor baru ini mempunyai kesamaan pandang dengan rencana bisnis bank ini ke depan. Namun, Din tidak menyebutkan nama investor yang akan menyuntik dana itu. Menurutnya, selain menambah modal, investor ini juga akan membuat kesepakatan kerja sama jangka panjang. "Sudah ada penandatangan MOU nanti tinggal kesepakatan,"katanya dalam jumpa pers di kantor pusat Muhammadiyah Jakarta, Selasa (21/12).Din mengakui, bank yang merupakan unit usaha Muhamadiyah ini mengalami persoalan. Namun, tambahnya, persoalan itu akibat manajemen lama. "Kami akui bank ini bermasalah tapi kami optimis bisa menyelesaikan persoalan itu," katanya. Hal senada diungkapkan Direktur Utama BPI Suhaji Lestiadi. Menurutnya, bank ini sedang berorientasi dalam upayanya mencari modal. Selain itu, lanjutnya, manajemen berupaya menyakinkan nasabah supaya tidak menarik dananya selama lima tahun. Ia mengatakan, total dana pihak ketiga bank ini mencapai Rp 500 miliar dari nasabah institusi atau perorangan. "Sekitar 80 persen menyatakan akan tetap menyimpan dananya," katanya. Menurut Suhaji, setelah kondisi berjalan lancar, BPI akan diproyeksikan menjadi bank sehingga bisa menggandeng nasabah-nasabah baru. "Kami juga mengupayakan perubahan nama sehingga citra masa lalu diperbaiki,"katanya. Komisaris BPI Hajriyanto Y. Tohari menyayangkan pernyataan pengamat ekonomi Drajat Wibowo yang memperkeruh suasana di Bank Persyarikatan. "Seharusnya dia sebagai ekonom tahu dampaknya terhadap bank,"kata politikus dari Partai Golkar itu.Yandi MR