DPR: Rupiah Anjlok Akibat Impor Kebablasan  

Jumat, 29 November 2013 10:42 WIB

Harry Azhar Azis. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Harry Azhar Azis mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi pada masa krisis di tahun 2008 silam berbeda dengan yang dialami oleh pemerintah saat ini. Pasalnya, saat itu kurs rupiah anjlok, tapi tidak diikuti dengan defisit neraca transaksi berjalan.

“Artinya dulu sektor impor masih terjaga, sekarang tidak. Sekarang produk impor bablas masuk ke pasar kita,” kata dia saat dihubungi, Kamis malam, 28 November 2013. Seperti diketahui, kurs rupiah kemarin anjlok hingga menembus Rp 12 ribu per dolar AS.

Pada empat tahun silam, kurs rupiah anjlok hingga menyentuh level Rp 12 ribu per dolar AS. Saat itu, Indeks Harga Saham Gabungan turun sampai 50 persen.

Azis melanjutkan pelemahan nilai tukar rupiah saat ini salah satunya disebabkan oleh impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin besar. Terlebih pemerintah belum berencana akan menaikkan harga BBM kembali setelah Juni lalu.

Masih besarnya impor BBM ini tak lepas dari kebijakan pemerintah berupa subsidi energi yang belum sepenuhnya pro-rakyat. Sebab, alokasi subsidi BBM masih sangat besar ketimbang untuk alokasi subsidi yang jauh lebih penting di anggaran pemerintah.

“Hati rakyat tidak dipikat dengan kebijakan yang berkaitan fundamental ekonomi, tetapi dengan jor-joran subsidi BBM,” katanya. “Rakyat yang kasihan. Mereka tidak paham kondisi perekonomian kita yang makin lemah ini.”

Selain persoalan subsidi, Azis mempermasalahkan sikap pemerintah saat ini yang lebih mementingkan barang masuk dari luar negeri ke pasar domestik. Dia menilai mudahnya barang masuk ke Indonesia disebabkan oleh lemahnya lobi politik pemerintah di dunia internasional. Akibatnya, kondisi perekonomian tidak berdiri kuat dan kokoh dalam menjalankan kebijakannya.

Ia juga menyayangkan sikap Bank Indonesia yang tidak mementingkan strategi penguatan nilai rupiah. Harry kecewa dengan kebijakan bank sentral yang hanya menaikkan suku bunga saja.

Subsidi BBM sebesar Rp 36 miliar, menurut dia, telah menekan devisa negara yang saat ini hanya berjumlah Rp 92 miliar. “Tekanan kepada rupiah ini belum termasuk utang swasta yang sebanyak Rp 24 miliar,” katanya.

ALI HIDAYAT

Berita Lain:
Dokter Surabaya Ciptakan Mobil Bertenaga Angin
Intel Dorong IT Sektor Pendidikan dan UKM
Robonaut Rusia Ini ke Luar Angkasa pada 2014
WhatsApp Terpopuler, BBM Masih Jadi Favorit
Mahasiswa ITB Bikin Game Kucing Edan

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

5 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

5 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya