TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral perlu memperhatikan pertumbuhan sektor tenaga kerja di Amerika Serikat dalam menentukan arah kebijakan stimulus. Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), Benjamin Bernanke, mengatakan pasar tenaga kerja memang telah menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan selama kebijakan pembelian obligasi (quantitative easing) dilakukan.
"Namun demikian, hal tersebut tidaklah cukup untuk mengakhiri ataupun mengurangi program pemberian stimulus," ujar Bernanke dalam acara makan malam tahunan klub ekonom nasional di Washington D.C., Selasa malam waktu setempat, 19 November 2013.
Bernanke melanjutkan, The Fed memang sedang menilai efek kemajuan kumulatif pasar tenaga kerja setelah kebijakan pelonggaran kuantitatif dilakukan. "Berdasarkan data terakhir, tingkat pengangguran hanya turun sebesar 0,8 persen dan data pekerjaan hanya meningkat 2,6 juta,” katanya.
Keputusan The Federal Open Market Commitee (FOMC) pada September, yang menahan diri untuk mengurangi program pelonggaran kuantitatifnya, cukup mengejutkan. FOMC menekankan bahwa pengurangan program pembelian obligasi baru dapat dilakukan setelah prospek pasar tenaga kerja meningkat secara substansial. The Fed baru akan mengevaluasi stimulusnya hingga pertemuan pengambilan kebijakan yang dilaksanakan 18-19 Maret 2014.
Bernanke mengaku bangga kini sektor tenaga kerja sudah mulai tumbuh pesat. "The Fed telah menjadi faktor penting dalam mempertahankan momentum itu," kata dia. (Baca: Regional Variatif, IHSG Turun 25 Poin)