Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman Hadad. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad menyatakan industri keuangan di Indonesia saat ini masih dalam kondisi yang kuat. Gejolak ekonomi yang terjadi saat ini juga dialami berbagai negara berkembang lainnya."Pertumbuhan kita masih tertinggi kedua di antara anggota G20," kata Muliaman saat ditemui di acara Outlook Ekonomi 2014 di Hotel Four Seasons, Senin, 18 November 2013.
Menurut Muliaman, setidaknya terdapat lima aspek penting yang harus dijaga untuk membangun industri keuangan yang sehat. Pertama, permodalan yang kuat untuk terus tumbuh dan bertahan dari goncangan. "Kedua, harus tetap waspada menjaga kecepatan pertumbuhan masing-masing sektor," katanya.
Ketiga, menjalankan prinsip good corporate governance. Keempat, volatilitas pasar. Dan terakhir, pentingnya manajemen risiko terkait dengan volatilitas di pasar.
"Dengan begitu diharapkan pemerintah, deposan, pemilik bank dan regulator tenang," kata Muliaman. Ia menambahkan, OJK ingin membangun industri keuangan yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono menilai ekonomi global tengah menghadapi perubahan menuju keseimbangan baru. Salah satu penyebabnya, rencana pengurangan stimulus moneter di Amerika Serikat. Hal itu mengakibatkan peredaran dolar mengalami perubahan dalam penanaman modal. "Sehingga ikut menggoncang ekonomi Indonesia," katanya.
Menurut Maryono, berbagai kebijakan moneter yang telah dilakukan pemerintah merupakan langkah awal untuk menjaga stabilitas ekonomi. Maryono optimistis sektor perumahan tetap tumbuh meski terjadi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 7,25 persen. "Dalam tiga tahun terakhir sektor perumahan tetap tumbuh. Itu artinya meski ada goncangan ekonomi, sektor ini tidak melemah," kata dia.
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia
16 hari lalu
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia
Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.