Petani Klaten Minta Pabrik Aqua Ditutup

Reporter

Editor

Rabu, 15 Desember 2004 17:47 WIB

TEMPO Interaktif, Klaten:Implikasi Undang-undang Air yang ditakutkan mengundang protes, mulai terasa. Ratusan petani dari berbagai daerah di Klaten, Rabu (15/12) menggelar aksi menuntut agar PT Tirta Investama (TI) yang menjadi produsen air minum dalam kemasan (AMDK) merk Aqua, segera ditutup. Keberadaan perusahaan membuat para petani mengalami kerugian karena ketersediaan air menurun drastis.Para petani yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Klaten Untuk Keadilan (Kraked) melakukan long march dari Alun-alun kota setempat ke Gedung DPRD. Menurut pra petani meski saat ini sudah memasuki musim penghujan namun daerah mereka masih tetap saja kesulitan air untuk pertanian. Kelangkaan air yang dirasakan petani sudah terjadi sejak 2000 lalu, apalagi di musim kemarau. "Jangankan di musim kemarau, sekarang musim penghujan saja irigasinya belum ada air,"kata Martono, seorang petani dari desa Kwarasan, Juwiring.Penurunan debit air, menurut Koordinator aksi Kraked Putut Irianto, terjadi di tujuh kecamatan di Klaten. Karena saat ini banyak sumber air yang ada di Klaten dikuasai oleh perusahaan air kemasan. Sumber-sumber air di daerah atas, seperti di daerah Ponggok Polan Harjo, air mata Tulung, saat ini lebih banyak dipergunakan untuk kepentingan komersial daripada untuk kebutuhan petani. Ketujuh kecamatan yang dilanda krisis air masing-masing Polanharjo, Ceper, Pedan, Wonosari, Juwiring dan Karanganom. "Ironis sekali, hanya dengan menyetor pajak Rp 3 juta per tahun, ribuan petani dikorbankan. Kami tidak lagi bisa menanam padi seperti dulu sebelum ada pabrik Aqua. Demi kepentingan petani, pabrik itu harus ditutup. Berulang kami gagal panen karena tanaman kami kekurangan air,"ujar Putut.Selain PT TI, Kabupaten Klaten saat ini tengah diserbu oleh sejumlah produsen air dalam kemasan. Beberapa waktu lalu, Bupati Haryanto Wibowo menyatakan dalam waktu dekat akan mengeluarkan ijin operasi bagi dua produsen dalam kemasan, masing-masing PT Club dan PT Cleo. Sementara itu, PT TI dikabarkan akan menaikkan debit eksploitasi air dari 15 liter per detik menjadi 60 liter per detik. "Karena kekurangan air, belakangan ini ketentraman warga di desa juga terusik karena banyak orang berebut air,"kata Saiman, petani dari Juwiring. Bukan saja cekcok mulut tetapi sudah adu fisik, beberapa bulan lalu bahkan terjadi perkelahian antar kelompok petani.Di gedung DPRD, para pendemo diterima oleh sejumlah anggota dewan. Ketua Komisi I Agus Riyanto menyatakan komisinya memang sudah memiliki rencana untuk menolak investasi dua produsen AMDK yang baru tersebut. Tetapi soal penutupan PT TI, dia tidak menyinggung sedikit pun. "Masuknya dua investor itu akan kita tolak," kata Agus di hadapan perwakilan petani tersebut.Menurut Putut Irianto, hanya dengan satu produsen air dalam kemasan saja setiap bulannya sedikitnya 30 ribu meter kubik sampai dengan 40 ribu meter kubik air setiap bulannya yang tersedot. Diperkirakan, tidak kurang dari Rp 3 milyar sampai Rp 4 milyar keuntungan diperoleh perusahaan yang saham mayoritasnya dikuasai Groupe Danone, raksasa industri dari Perancis. "Bayangkan keuntungannya bermilyar-milyar sementara yang disetor ke pemerintah hanya tidak lebih dari Rp 3 juta,"katanya.Padahal, kesempatan kerja yang dijanjikan hanya cukup untuk ratusan orang saja, sementara ribuan petani yang membutuhkan air sekarang ini tak lagi bisa bertani. Berkaitan dengan tuntutan para petani tersebut, pihak PT TI Klaten menolak untuk memberikan keterangan. Menurut Kepala Bagian Personalia PT TI, Abdul Hadi yang dihubungi menyatakan soal tuntutan pengunjuk rasa tersebut sebaiknya dikonfirmasikan ke induk perusahaan. Alasannya, tututannya mengarah pada penutupan perusahaan. "Itu kewenangan kantor pusat, saya tidak bisa memberikan komentar,"katanya.Imron Rosyid

Berita terkait

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

23 Februari 2024

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

Hak petani termasuk berbagi manfaat secara adil hingga hak untuk menyimpan dan menjual benih.

Baca Selengkapnya

Ragam Aksi Petani di Yunani, Prancis, dan India: Kaum Petani Semakin Terpuruk

23 Februari 2024

Ragam Aksi Petani di Yunani, Prancis, dan India: Kaum Petani Semakin Terpuruk

Aksi petani dan ribuan peternak di berbagai negara untuk menuntut pemerintah memenuhi hak-hak mereka dalam profesinya.

Baca Selengkapnya

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

23 Februari 2024

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.

Baca Selengkapnya

Ribuan Petani Jerman Gelar Protes Massal, Bawa Traktor Hingga ke Berlin

15 Januari 2024

Ribuan Petani Jerman Gelar Protes Massal, Bawa Traktor Hingga ke Berlin

Ribuan petani di Jerman menggelar protes kenaikan pajak oleh pemerintah. Mereka membawa traktor ke pusat kota Jerman.

Baca Selengkapnya

Daftar 5 Kandungan Mineral dalam Air Mineral yang Bermanfaat untuk Tubuh

25 Oktober 2023

Daftar 5 Kandungan Mineral dalam Air Mineral yang Bermanfaat untuk Tubuh

Air mineral mengandung sejumlah jenis mineral yang berguna untuk menunjang kesehatan.

Baca Selengkapnya

Partai Buruh dan Petani Gelar Unjuk Rasa Desak Reforma Agraria

24 September 2022

Partai Buruh dan Petani Gelar Unjuk Rasa Desak Reforma Agraria

Partai Buruh Bersama organisasi buruh dan para petani menggelar unjuk rasa dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, Sabtu, 24 September 2022.

Baca Selengkapnya

RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

12 Mei 2022

RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Sector Ministers Meeting (SMM) air dan sanitasi 2022 yang akan dilaksanakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pemerintah India Kecam Dukungan Rihanna Terhadap Aksi Petani

5 Februari 2021

Pemerintah India Kecam Dukungan Rihanna Terhadap Aksi Petani

Pemerintah India menilai komentar Rihanna tidak akurat dan tidak bertanggung jawab.

Baca Selengkapnya

Ada Aksi Petani, Pemerintah India Blokir Internet

31 Januari 2021

Ada Aksi Petani, Pemerintah India Blokir Internet

Kementerian Dalam Negeri India mengatakan layanan internet di tiga lokasi di pinggiran New Delhi diblokir hingga Ahad pukul 23.00 waktu setempat

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Ribuan Petani di India Berakhir Ricuh

27 Januari 2021

Unjuk Rasa Ribuan Petani di India Berakhir Ricuh

Aksi damai ribuan petani India menolak tiga undang-undang pertanian yang kontroversial di New Delhi berakhir ricuh.

Baca Selengkapnya