Biaya Logistik Terkerek Aneka Pungli dan Monopoli  

Senin, 11 November 2013 18:02 WIB

Ilustrasi Pungutan Liar. ekonomi.inilah.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha terus mengeluhkan biaya logistik di Indonesia yang masih mahal. Di luar harga yang harus dibayar untuk bahan bakar minyak (BBM) dan kerugian akibat buruknya infrastruktur, berbagai pungutan baik resmi maupun liar turut menguras kantong pengusaha.

Executive Board Asosiasi Logistik Indonesia Novrisel mengatakan biaya angkut logistik di Indonesia mencapai 25 persen dari produk domestik bruto (PDB). Maka, dengan GDP Indonesia yang mencapai Rp 8.000 triliun per tahun, biaya logistik yang harus dikeluarkan mencapai Rp 2.000 triliun per tahun. "Itu jauh lebih tinggi dibanding biaya logistik di negara-negara tetangga," ujarnya di Jakarta, Senin, 11 November 2013.

Novrisel menyebut, biaya logistik di Filipina hanya 7 persen dari PDB, Singapura 6 persen, dan Malaysia hanya 8 persen. Sementara di Jepang biaya logistik dari PDB sebesar 10,6 persen.

Novrisel menggambarkan, sebuah truk pengangkut jeruk medan dari Medan menuju Jakarta bisa menghabiskan Rp 2 juta untuk membayar berbagai pungutan dalam sekali jalan. Pungutan resmi misalnya untuk membayar retribusi di tiap daerah. Di samping itu, ada juga pungutan tak resmi seperti uang rokok untuk preman agar tak menjarah muatan. Uang itu, menurutnya, di luar ongkos yang harus dibayar untuk BBM dan upah sopir, juga buruknya infrastruktur yang memperpanjang waktu perjalanan.

Semua hal tersebut, kata Novrisel, sangat merusak daya saing produk Indonesia. "Kalau sudah begitu, mau kita jual berapa jeruknya? Kalah sama yang impor nanti," ujarnya.

Mahalnya biaya logistik juga dikeluhkan oleh Ketua Umum Assosiasi pemilik kapal niaga nasional (Indonesia National Shipowners Association/INSA) Carmelita Hartoto. Menurutnya, biaya logistik yang tinggi tak hanya terjadi dalam angkutan darat tapi juga laut. Salah satu penyebabnya adalah monopoli pengelolaan pelabuhan. "Kita tak punya pilihan, berapa yang diminta terpaksa kita bayar karena memang tak ada perusahaan lain," ujarnya.

Namun, Carmelita tak setuju bila pengelolaan pelabuhan kemudian dibiarkan terbuka untuk perusahaan asing seperti yang direncanakan pemerintah melalui revisi daftar negatif investasi. "Pemerintah harus tetap beri tempat untuk pengusaha nasional," ujarnya.




PINGIT ARIA

Berita terkait

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

6 Februari 2024

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.

Baca Selengkapnya

Identitas Mayat Dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok Terungkap, Wanita Asal Fakfak

26 Januari 2024

Identitas Mayat Dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok Terungkap, Wanita Asal Fakfak

Identitas mayat dalam kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok terungkap. Korban berinisial HG, 38 tahun, wanita asal Fakfak, Papua Barat

Baca Selengkapnya

Misteri Mayat dalam Kontainer di Tanjung Priok, Polisi Temukan Kemiripan Sidik Jari pada 12 Orang

24 Januari 2024

Misteri Mayat dalam Kontainer di Tanjung Priok, Polisi Temukan Kemiripan Sidik Jari pada 12 Orang

Polisi menemukan ada 12 orang yang punya kemiripan sidik jari dengan sosok mayat dalam kontainer di Tanjung Priok.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Kontainer di Tanjung Priok, Polisi Uji Histopatologi dan Toksikologi

24 Januari 2024

Kasus Mayat dalam Kontainer di Tanjung Priok, Polisi Uji Histopatologi dan Toksikologi

Hasil penyelidikan sementara tetap tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada mayat dalam kontainer tersebut.

Baca Selengkapnya

Mayat Dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, RS Polri Periksa 3 Hal Ini

20 Januari 2024

Mayat Dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, RS Polri Periksa 3 Hal Ini

Dokter forensik masih memeriksa kemungkinan penyebab kematian korban mayat dalam kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok.

Baca Selengkapnya

Polisi Periksa 5 Saksi Kasus Mayat dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok

19 Januari 2024

Polisi Periksa 5 Saksi Kasus Mayat dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok

Polisi menelusuri kasus penemuan mayat dalam kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok dan memeriksa pekerja sekitar serta pengurus jasa pengiriman

Baca Selengkapnya

Kontainer Berisi Mayat di Pelabuhan Tanjung Priok Sempat Transit di Surabaya

18 Januari 2024

Kontainer Berisi Mayat di Pelabuhan Tanjung Priok Sempat Transit di Surabaya

Polisi masih menelusuri asal kontainer berisi mayat sebelum singgah di Surabaya dan akhirnya mendarat di Tanjung Priok.

Baca Selengkapnya

Tidak Ada Bekas Kekerasan pada Mayat dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok

18 Januari 2024

Tidak Ada Bekas Kekerasan pada Mayat dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok

Mayat berjenis kelamin perempuan itu tergeletak di dalam kontainer hijau berukuran 20 kaki yang kosong. Tidak ada bekas kekerasan.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penemuan Mayat Perempuan dalam Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok

17 Januari 2024

Kronologi Penemuan Mayat Perempuan dalam Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok

Petugas muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok, MZ, menemukan mayat saat hendak memuat keramik ke dalam peti kemas

Baca Selengkapnya

5 Pelabuhan Utama di Indonesia, Begini Profil Pelabuhan Tanjung Priok hingga Pelabuhan Belawan

21 Desember 2023

5 Pelabuhan Utama di Indonesia, Begini Profil Pelabuhan Tanjung Priok hingga Pelabuhan Belawan

Berikut deretan pelabuhan utama di Indonesia, temasuk Pelabuhan Tanjung Priok hingga Pelabuhan Belawan.

Baca Selengkapnya