Rupiah Terjun Bebas 98 Poin  

Kamis, 31 Oktober 2013 18:19 WIB

Uang Rupiah. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kombinasi penguatan dolar di pasar global dan ekspektasi defisit neraca perdagangan membuat pertahanan rupiah jebol ke level 12.000 per dolar Amerika.

Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah kembali terdepresiasi 98 poin (0,88 persen) ke level 11.273 per dolar Amerika. Menguatnya indeks dolar terhadap mata uang utama dunia membuat rupiah kembali melanjutkan pelemahan.

Ekonom dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan keputusan The Fed yang menegaskan bahwa perekonomian belum cukup kuat untuk dibiarkan berjalan tanpa stimulus justru membuat posisi dolar semakin kuat. "Pasar melihat The Fed belum terang-terangan menyatakan sampai kapan penundaan tapering dilakukan."

Hasil pertemuan bank sentral Amerika itu pada Selasa, 29 Oktober 2013, kemarin menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika belum pulih, ditunjukkan dengan performa sektor perumahan yang melambat. Namun, di sisi lain, penyerapan tenaga kerja menunjukkan perbaikan. Pernyataan itu kemudian ditafsirkan beragam oleh pelaku pasar sehingga kembali memicu suasana ketidakpastian.

Dari dalam negeri, rupiah juga tertekan oleh tingginya permintaan dolar pada akhir bulan. Pelaku pasar juga masih cenderung mencari aman menjelang pengumuman data ekonomi hari ini. "Pelaku pasar kembali khawatir neraca perdagangan kembali defisit."

Meski Bank Indonesia telah menyatakan bahwa defisit neraca pembayaran akan membaik di ketiga, namun belum menjadi jaminan bagi pelaku pasar. Sebab, hitungan BI juga dipengaruhi impor yang melambat dan ekspor yang belum pulih. Di samping itu, keadaan neraca modal dan finansial justru diperkirakan memburuk di kuartal ketiga.

PDAT | M. AZHAR

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya