Indonesia Harus Ubah Orientasi Sawit

Reporter

Senin, 21 Oktober 2013 11:45 WIB

Kelapa sawit. REUTERS/Roni Bintang

TEMPO.CO, Jakarta - Industri kelapa sawit Indonesia menjadi tema utama pada Research Festival 2013 yang digelar di Canberra, Australia, akhir pekan lalu. Pada kesempatan itu, para peneliti mengkritisi industri sawit Indonesia yang masih berorientasi hulu atau perkebunan, yaitu menjual komoditi mentah.

“Ini berarti hanya menjual dalam bentuk minyak sawit tanpa diproses lebih lanjut seperti menjadi kosmetik atau biofuel,” ujar Ratih Maria Dhewi, salah satu pembahas dari University of Canberra, dalam keterangan pers yang diterima Tempo.

Ratih mengatakan, hasil produk turunan dari sektor kelapa sawit Indonesia saat ini telah diekspor ke lebih dari 45 negara di seluruh dunia. Selain itu, industri ini juga menciptakan lapangan kerja untuk lebih dari 4 juta orang yang bekerja di perkebunan dan pabrik. Padahal, dengan pengelolaan lebih lanjut, akan menambah nilai ekonomi dari sawit Indonesia serta menambah lebih banyak lagi jumlah penyerapan tenaga kerja.

Dosen Institut Pertanian Bogor itu memprediksikan jika sektor kelapa sawit Indonesia tidak segera berbenah dan terlena hanya bergerak di sektor hulu, bukan tidak mungkin negara-negara kompetitor akan mengambil keuntungan. “Meski saat ini Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit nomor satu dunia, posisi ini dapat sewaktu-waktu berubah. Malaysia, Thailand, dan Nigeria merupakan pesaing kita,” ujarnya.

Kendala utama sektor kelapa sawit Indonesia sulit bergerak dari sektor hulu ke hilir disebabkan faktor sumber daya manusia, yaitu etos kerja dan keterampilan khusus yang sangat terbatas. Selain itu, juga belum adanya perencanaan kebutuhan tenaga kerja di sektor sawit jangka panjang yang meliputi kualitas dan kuantitas.

“Perlunya ada sekolah khusus untuk melatih keterampilan mengolah kelapa sawit, dan sinergi antara pengusaha, pemerintah, dan institusi pendidikan untuk mencetak tenaga-tenaga terampil bersertifikasi,“ kata Ratih. Pendirian sekolah tinggi seperti ini tentunya akan menghasilkan tenaga ahli sawit yang dapat diandalkan untuk menggiatkan industri hilir sehingga lebih memberikan nilai tambah dan daya saing bagi produk turunan kelapa sawit Indonesia.

ADEK MEDIA

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

1 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

3 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

3 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

5 hari lalu

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

9 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

10 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

11 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

13 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

15 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Menantu Jokowi dari Wali Kota Medan Niat Maju ke Pilgub Sumut 2024, Berikut Karier Politik dan Usaha Bobby Nasution

15 hari lalu

Menantu Jokowi dari Wali Kota Medan Niat Maju ke Pilgub Sumut 2024, Berikut Karier Politik dan Usaha Bobby Nasution

Wali Kota Medan, Bobby Nasution akan mengambil formulir Pilgub Sum dari partai-partai, kecuali PDIP. Menantu Jokowi ini lulusan mana?

Baca Selengkapnya