TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Kota Semarang membenarkan adanya ribuan sapi pemakan sampah yang biasa dibiarkan liar di tempat pembuangan akhir Jatibarang, Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Keberadaan sapi itu dipastikan tak sehat dan mengancam kesehatan bagi manusia yang mengkonsumsi dagingnya. “Jumlahnya antara 1.500 hingga 2 ribu ekor, itu milik warga sekitar TPA,” kata Kepala Unit Pelaksana Tugas Dinas, TPA Jatibarang, Suhadi, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, 30 September 2013.
Suhadi menyatakan pemerintah tak mampu mengusir sapi milik warga yang selama ini memakan sampah di situ. “Kami sudah sosialisasi dengan dinas kesehatan, pertanian, dan badan lingkungan hidup, tapi mereka enggan berhenti meliarkan sapi di TPA,” kata Suhadi menambahkan.
Ia tak memungkiri keberadaan sapi-sapi itu dulu merupakan bantuan pemerintah Kota Semarang atas kompensasi pembangunan TPA pada 1992. Saat itu warga yang biasa memelihara sapi minta kompensasi kepada pemerintah yang hendak membangun TPA. Kini jumlahnya semakin banyak karena sudah lama dipelihara. Berdasarkan catatannya, keberadaan sapi yang mencapai ribuan dan mengkonsumsi sampah di TPA Jatibarang itu milik warga di empat RT dalam wilayah RW IV Kelurahan Kedungpane, Kota Semarang.
“Mereka membiarkan sapinya liar karena pemeliharaan sapi di TPA itu lebih murah, karena tak harus membeli pakan,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Rusdiana menyatakan, selain melakukan sosialisasi, ia telah meminta pemilik sapi untuk mengandangkan peliharaannya ketika hendak dijual atau dipotong. “Paling tidak selama tiga bulan untuk menetralisasi kandungan racun dalam tubuh sapi,” kata Rusdiana.
Menurut dia, sapi milik warga di sekitar lokasi TPA itu memakan sampah yang telah membusuk sehingga kandungan tubuh sapi mengandung logam berat dan timbal. Langkah lain yang dilakukan adalah koordinasi dengan rumah pemotogan hewan untuk menolak sapi asal TPA Jatibarang yang dinilai belum sehat. “Kami mengerahkan dokter hewan yang bertugas di rumah potong hewan,” katanya.
Rusdiana membantah jumlah sapi yang dibiarkan memakan sampah di TPA Jatibarang mencapai 2 ribu ekor. Itu berdasarkan catatan yang ia dapat dari sensus badan statistik tahun 2012 lalu. Ia menjelaskan berkurangnya sapi karena ada upaya pengandangan yang telah dilakukan.
Di TPA Jatibarang terdapat empat hingga lima kelompok peternak sapi. Saat ini Rusdiana memperkirakan jumlah sapi 1.200 hingga 1.300 ekor. Ia mengaku kesulitan meminta peternak mengandangkan sapi-sapi itu karena pertimbangan ekonomi.
Ia menyatakan tak akan memberikan bantuan peternak sapi yang dikelola dengan sistem gaduh atau pembagian hasil antara pemilik dan penggembala itu karena dinyatakan liar. “Selama mereka enggan mengandangkan kami tak keluarkan bantuan,” katanya.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah menyatakan keberadaan sapi yang memakan sampah itu diperkirakan tak hanya terjadi di Kota Semarang, namun juga di daerah lain. Ia meminta agar daerah yang punya sapi pemakan sampah bertanggung jawab melarang peredaran sapi tersebut. “ini membahayakan bila sampai tersebar ke daerah lain,” kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah, Witono.
Ia menyatakan sebenarnya tak merekomendasikan keberadaan sapi pemakan sampah itu dipotong, namun sikap itu dipertimbangkan dengan syarat sapi harus dikarantina dengan cara diberi pakan rumput sehat selama tiga bulan. “Untuk mengembalikan kondisi daging agar sehat,” kata Witono menjelaskan.
EDI FAISOL
Berita terkait
Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1
17 menit lalu
Ivar Jenner sempat membawa Timnas U-23 Indonesia unggul lebih dulu atas Irak pada perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23.
Baca SelengkapnyaYura Yunita Menangis Menonton Glenn Fredly The Movie, Ingat Kebaikan Mentor Musiknya
22 menit lalu
Yura Yunita terpilih untuk menyanyikan original soundtrack Glenn Fredly The Movie, yang diciptakan oleh mentor musiknya sebelum berpulang.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA
25 menit lalu
Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel
Baca SelengkapnyaCara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah
29 menit lalu
Cara membuat daftar isi di Google Docs cukup mudah dilakukan. Anda dapat membuatnya secara otomatis tanpa perlu repot lagi. Ini caranya.
Baca SelengkapnyaDi Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa
29 menit lalu
Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.
Baca SelengkapnyaAwas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
43 menit lalu
Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.
Baca Selengkapnya3 Fakta Tentang Hammersonic 2024 Beserta Band Metal yang Tampil
47 menit lalu
Hammersonic merupakan festival musik rock dan metal terbesar yang mengundang band rock papan atas seperti Lamb of God dan A Day to Remember.
Baca Selengkapnya5 Smartwatch yang Dilengkapi NFC, Bisa untuk Transaksi
48 menit lalu
Berikut ini beberapa smartwatch yang ada NFC. Selain untuk memantau kesehatan, smartwatch ini juga bisa digunakan untuk transaksi.
Baca SelengkapnyaRalf Rangnick Tolak Tawaran Jadi Pelatih Bayern Munchen, Fokus Piala Eropa 2024 Bersama Austria
48 menit lalu
Pelatih Timnas Austria, Ralf Rangnick, resmi menolak tawaran Bayern Munchen untuk menggantikan Thomas Tuchel musim depan.
Baca SelengkapnyaCerita Keluarga Cemara akan Dikemas Panggung Musikal, Ada 30 Show dalam Sebulan
1 jam lalu
Teater musikal dengan tajuk 'Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara' ini akan digelar selama hampir satu bulan.
Baca Selengkapnya