Pesawat Garuda Indonesia yang membawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba di tanah air di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (7/2). Presiden kembali ke Tanah Air usai menghadiri High Panel Meeting tentang agenda pasca-Millenium Development Goals, pertemuan bilateral dengan Presiden Nigeria, dan forum bisnis di Riyadh. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta -Juru Bicara Angkasa Pura II, Kristanto, mengatakan Bandara Halim Perdana Kusuma kini dapat digunakan untuk penerbangan komersial. Menurut dia, pengalihan ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan di Bandara Soekarno Hatta.
“Halim sampai saat ini sudah bisa digunakan untuk regular flight. Langkah ini dalam rangka mengurangi kepadatan di Soekarno-Hatta dan sekaligus mengoptimalkan Halim untuk penerbangan regular,” katanya pada Tempo di Jakarta, Ahad malam, 15 September 2013.
Menurut dia, saat ini beberapa maskapai tengah mengajukan izin operasional ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Maskapai yang tengah mengajukan izin operasional adalah Citilink dan Batik Air. AP II, kata dia, berharap agar izin segera diterbitkan sehingga beban dari Soekarno Hatta bisa segera dialihkan ke Halim Perdana Kusuma.
Selain untuk penerbangan regular, Kristianto mengatakan Halim juga akan dijadikan sebagai tempat keberangkatan (embarkasi) untuk haji tahun ini. “Untuk haji, Halim merupakan tempat keberangkatan selain Padang, Palembang, Aceh, dan Kualanamu,” katanya.
Selain pengalihan, untuk mengurangi beban bandara, Kristianto mengatakan jam operasional bandara selama 24 jam juga dapat membantu mengurangi beban sebuah bandara. Menurut dia, selama ini bandara-bandara yang di bawah Angkasa Pura II sudah siap memberi fasilitas layanan 24 jam. Bandara di bawah AP II yang sudah beropeasi 24 jam antara lain Halim Perdana Kusuma, Soekano-Hatta, dan Kuala Namu.
Tapi, ia mengingatkan jika bandara beroperasi 24 jam maka layanan pendukung lain seperti moda transportasi juga harus disiapkan agar mampu memberi layanan 24 jam. “Seluruh fasilitas kami sudah siap untuk 24 jam. Ground support (moda transportasi) pendukung juga harus siap beroperasi sampai tengah malam atau hingga jam 00:00,” katanya.
AP II juga menyarankan agar maskapai penerbangan tidak menumpuk rute-rute pada golden time. Hal ini disebabkan agar tidak terjadi penumpukan yang bisa berujung pada delay penerbangan. Kristanto berharap Indonesia Slot Coordinator (IDSC) bisa mengatur slot penerbangan dengan baik agar tiak terjadi penumpukan.
