TEMPO.CO , Jakarta:Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait menyebut ada 55 penerbangan maskapainya yang terlambat atau delay dalam dua hari sejak 1 September 2013. "Pada Ahad, 1 September ada 35 delay. Sedangkan Senin, 2 September, delay berkurang menjadi 20 penerbangan," kata Edward di kantornya, Selasa, 3 September 2013.
Pada Ahad, ia melanjutkan, penerbangan Lion Air terlambat antara satu hingga enam jam. Di hari kedua, keterlambatan tercatat antara satu sampai tiga jam. “Delay hari Minggu itu karena tiga pilot sakit sehingga tidak masuk," ucapnya.
Edward menuturkan, awal keterlambatan terjadi karena satu pesawat ATR yang dioperasikan maskapai jurusan Lombok terkendala teknis. Hal itu kemudian membawa efek domino bagi penerbangan Lion Air seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya, 15 petugas ground handling Bandara Ngurah Rai pun sakit dan tidak dapat bertugas. Ia mengungkapkan, manajemen maskapai sedang menyelidiki kebenaran kondisi dari 15 petugas itu.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) menyatakan keterlambatan penerbangan atau delay Lion Air makin parah bukan karena pelayanan air traffic controller (ATC). "Itu karena internal Lion, bukan dari ATC, saya yakin 1000 persen," kata Direktur Keselamatan dan Standar LPPNPI, Wisnu Darjono.
Keterlambatan penerbangan belakangan makin marak, bukan hanya Lion Air. Wisnu menuturkan, maskapai-maskapai melakukan ekspansi dan ingin terbang di waktu yang hampir bersamaan pada saat golden time. "Di Soekarno-Hatta saja, jumlah pesawat Lion Air bisa 40 persen dari total pesawat yang ada," ucapnya. (Baca lengkap: Delay Lion Air )
