Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan peti kemas Pelabuhan Tanjung Priok terlihat dari ketinggian, Jakarta, Kamis (21/2). Mengacu pada perolehan ekspor sepanjang 2012 yang mencapai US$ 190,04 miliar, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan laju ekspor nasional pada tahun 2013 akan menembus US$ 200 miliar. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati memprediksi, defisit neraca perdagangan akan menambah tekanan terhadap pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini dapat berlagsung hingga 2014. Mahalnya harga bahan pangan dan komoditas hortikultura impor masih terjadi selama tidak ada kebijakan mengurangi belanja impor.
Enny menyadari, menghindari impor tergolong sulit bagi Indonesia lantaran masih tergantung pada bahan pangan dan bahan bakar minyak dari negara lain. Pengurangan nilai impor, pun bukan perkara mudah karena dapat memicu terjadinya pemutusan tenaga kerja.
Sebagai contoh yaitu kenaikan harga kedelai impor yang saat ini sedang terjadi. Karena itu dia mengusulkan, pemerintah mesti berkonsentrasi pada pemberdayaan sektor riil domestik dan mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi beban pengeluaran yang berorientasi impor. "Seharusnya momentum kisruh kedelai ini dijadikan sarana banting stir agar berfokus ke sektor perekonomian domestik," kata dia.
Selain pemberdayaan sektor riil domestik, Enny berujar, pemerintah perlu menenangkan pelaku pasar agar tak panik apabila kebijakan pengurangan impor diberlakukan. "Ekspor impor itu masalah kepercayaan," ujarnya.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
9 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.