Rupiah Melemah, Harga Elektronik Mulai Naik  

Reporter

Selasa, 27 Agustus 2013 15:40 WIB

freepicturesweb.com

TEMPO.CO, Makassar - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar dalam beberapa pekan terakhir ini berdampak pada kenaikan harga jual produk elektronik. Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia untuk Sulawesi Selatan, Maxsi Totok Kurniawan, pemelemahan nilai rupiah pasti berdampak pada harga elektronik. Sebab, beberapa komponen elektronik, khususnya komputer, merupakan barang impor, seperti dari Jepang.

"Untuk besaran kenaikan, kami belum ada gambaran," kata Maxsi, Selasa, 27 Agustus 2013. "Tapi pelemahan itu pasti ada pengaruhnya ke harga barang elektronik."

Kata Maxsi, kenaikan harga elektronik itu dipicu oleh tingginya biaya operasional yang harus dikeluarkan para pengusaha komputer. Kenaikan biaya itu pun dikenakan ke harga produk, hingga menyebabkan kenaikan harga, mulai dari tingkat distributor serta konsumen. "Sampai kini, kami masih mengkaji dan membahas angka kenaikan harga yang akan disepakati, sambil mempelajari kondisi pasar serta koreksi nilai tukar rupiah," kata dia.

Berdasarkan pantauan Tempo di Computer City, pusat penjualan komputer terbesar di Makassar, dampak kenaikan kurs dolar terhadap rupiah sudah mempengaruhi harga sejumlah barang. Misalnya harga komputer jinjing dan aksesorinya, naik dalam kisaran 15 persen hingga 20 persen.

"Harganya mulai menyesuaikan dolar sejak pekan lalu. Karena ada beberapa produk yang menggunakan kurs dollar seperti merek Asus," kata Linda, dealer komputer di Computer City. "Awalnya, Asus Core i5 berkisar Rp 6,7 juta, kini mencapai Rp 7,1 jutaan dari harga dolarnya US$ 679."

Sementara itu, merek LG menyikapi kenaikan nilai dolar terhadap rupiah dengan menaikkan harga produk sejak 26 Agustus 2013. Sebab, komponen material banyak didatangkan dari luar, hingga beban biaya produksi meningkat. Kepala Cabang LG Makassar, Iwan Sutanto, mengatakan kenaikan produk LG akibat pelemahan nilai tukar rupiah berkisar antara dua-tiga persen.

"Kami lihat dulu respon pasar," kata Iwan. "Kemungkinan harga naik atau turun masih ada. Yang pasti harga terbaru akan efektif di pasaran mulai 1 September. Kemudian akan dievaluasi kembali."


NAJAMUDDIN ARFAH

Topik terhangat:
Rupiah Loyo
| Konser Metallica | Suap SKK Migas | Pilkada Jatim

Berita lainnya:
Lurah Susan: Saya Hanya Menjalankan SK Gubernur

Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter

Debat di Instagram, Ani Yudhoyono Dinilai Sensitif
Jokowi: Masak Gubernur Headbanging?

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

7 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

7 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

9 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

9 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

9 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

10 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

1 Desember 2023

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

27 Oktober 2023

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.

Baca Selengkapnya

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

26 Oktober 2023

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

Presiden Jokowi dikabarkan kembali akan reshuffle kabinet pada pekan depan. Siapa saja yang bakal diganti?

Baca Selengkapnya