Daging Sapi Impor Mulai Didistribusikan Di Jawa barat
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan akan membuat sistem impor daging sapi yang menyeluruh dalam satu periode waktu. Sistem ini nantinya mencakup kebijakan impor sapi yang bukan hanya bertujuan untuk mengamankan pasokan dan menstabilkan harga saat lebaran tapi juga menjaga pasokan saat bulan-bulan normal.
"Kami ingin buat menyeluruh sistemnya, bukan hanya untuk meredakan harga saat Lebaran tapi juga harus berfikir nanti September, Oktober, November, Desember dan nanti 2014 bagaimana importasi sapinya," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti di Istana Negara, Kamis, 8 Agustus 2013.
Untuk menghasilkan format sistem baru ini, Kementerian Perdagangan akan mengevaluasi kebijakan importasi sapi saat lebaran. Selain itu, sistem baru ini akan menunggu data lengkap dan menyeluruh terkait populasi sapi dari Badan Pusat Statistik. Bayu menilai sistem yang baru tidak akan bisa terbentuk tanpa data populasi sapi yang akurat.
"Data itu sangat penting. Dari yang sudah dipublikasikan, dari hampir 16 juta lalu populasi turun ke 13,2 juta. Kalau populasi sapi sampai turun 20 persen berarti format (impor) nantinya akan berbeda. Kebijakan sangat berubah. Data verifikasi populasi sapi akan menentukan langkah kami selanjutnya," katanya.
Bayu memastikan bahwa Indonesia akan terus mengimpor sapi karena populasi sapi di Indonesia yang masih sangat minim. Tapi ia menolak memberitahu berapa kuota impor sapi yang akan ditentukan pada kuartal III dan kuartal IV. "Soal jumlah kuota nanti saja tapi yang pasti akan impor. Populai 15,6 juta saja impor, apalagi 13,2 juta sapi," katanya.
Hingga kemarin, Bayu mengatakan jumlah sapi siap potong impor yang sudah tiba di Indonesia dari Australia mencapai 8 ribu ekor. Importasi sapi siap potong ini mulai terjadi pada 16 Juli lalu. Bayu mengatakan jumlah sapi siap potong yang akan dimmpor masih bisa bertambah, tergantung kebutuhan daging sapi masyarakat.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
15 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.