Harga Patokan Jual-Beli Kedelai Belum Dipatuhi
Editor
Setiawan Adiwijaya
Selasa, 30 Juli 2013 13:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -- Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Gakopti) Aip Syarifudin mengatakan penetapan harga kedelai oleh pemerintah belum banyak dirasakan manfaatnya. Harga masih fluktuatif seperti sebelumnya.
"Harga sekarang sudah di atas harga yang ditetapkan pemerintah, dan masih bergejolak, tapi tak ada tindakan," ujarnya saat dihubungi, Selasa, 30 Juli 2013.
Menurut Aip, saat ini harga kedelai di tingkat perajin berkisar sekitar Rp 7.650-8.000 per kilogram. Dalam sehari, harga bisa berubah dengan selisih sekitar Rp 50-100 per kilogramnya. Dengan kebutuhan mencapai 1,83 juta ton per tahun, maka perubahan harga itu diakuinya sangat terasa. Apalagi, perajin tahu-tempe didominasi oleh pengusaha kecil. “Kalau tempe mudah, irisannya bisa diperkecil. Tahu lebih sulit soalnya pakai cetakan,” katanya.
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 26 Tahun 2013 yang ditandatangani pada 13 Juni 2013 lalu sebenarnya telah menetapkan bahwa harga jual kedelai ke perajin maksimal Rp 7.450 per kilogram. Peraturan tersebut mulai berlaku pada 1 Juli 2013 dengan evaluasi bulanan. Mekanisme penetapan harga tersebut diharapkan bisa berjalan dengan Perum Bulog berperan sebagai distributor yang menjembatani petani kedelai dan perajin tahu-tempe.
Soal penunjukan Bulog sebagai pengaman harga dan penyalur kedelai ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2013 yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 8 Mei 2013. Dalam beleid tersebut, Bulog bahkan dimungkinkan untuk melakukan impor kedelai bila diperlukan.
Kini, Aip berencana mengadukan nasib 115 perajin tahu-tempe yang tergabung dalam koperasinya kepada Bulog. "Kami ingin menanyakan kenapa belum ada tindakan, Bulog belum menyalurkan kedelai pada kami.”
Padahal, akhir Mei lalu, Aip menyatakan telah menandatangani nota kesepahaman untuk membeli 50 ribu ton kedelai per bulan dari Bulog dengan harga yang ditetapkan bila barang tersedia. Di pihak lain, Bulog ternyata juga belum menyerap kedelai dari petani. "Panen sekarang bagus, tapi kami masih jual ke tengkulak," kata Mukhlisin, petani kedelai asal Jember yang juga Ketua Bidang Kerja Sama Antar-Lembaga Dewan Kedelai Nasional saat dihubungi melalui telepon.
Menurut Mukhlisin, di Jawa Timur saat ini ada sekitar 2.400 hektare ladang kedelai dengan produktivitas sekitar 1,6-1,8 ton per hektare per tahun. Sedangkan harga jual di tingkat petani kini sekitar Rp 7.800-8.000 per kilogram. Padahal, melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 Tahun 2013, harga pembelian kedelai di tingkat petani pada musim panen kali ini (Juli-September 2013) ditetapkan minimal Rp 7.000 per kilogram.
"Tapi Bulog belum campur tangan," kata Mukhlisin. Ia berharap Bulog nantinya bisa membeli kedelai langsung dari kelompok tani. Sebab, tanpa perantara, petani bisa menikmati keuntungan yang lebih besar.
PINGIT ARIA
Topik Terpanas:
Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Hormon Daging Impor | Bursa Capres 2014
Berita Terpopuler:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`
Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung
Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat
Pengacara Mario: KPK Jangan Umbar Wacana
Jokowi Ikut Konvensi? Demokrat: Tidak Ingat