TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan saat ini Pelabuhan Tanjung Priok tidak sanggup lagi menanggung 70 persen barang ekspor-impor ke Indonesia. Dia mengatakan harus ada pengembangan infrastruktur pelabuhan untuk mengatasi masalah keterlambatan peti kemas. "Harus ada upaya cepat mengatasi masalah ini," katanya, Sabtu, 27 Juli 2013.
Dia mengatakan upaya yang harus dilakukan adalah dengan mengembangkan pelabuhan dan juga mempermudah izin impor bagi perusahaan yang sudah terpercaya. Pemerintah juga harus membuat birokrasi barang masuk lebih efisien. "Tanjung Priok itu sudah tidak mungkin," katanya.
Sofyan mengatakan pemerintah, dalam hal ini Bea Cukai, bisa menambah jalur prioritas untuk importir yang telah terjamin usahanya. Jangan seperti sekarang yang hanya diberikan untuk 130 perusahaan. Jalur prioritas, kata dia, harus diperbanyak untuk perusahaan yang sudah berhak menerima. Namun, saat ini persyaratannya masih sangat sulit. "Sekitar 80 persen importir itu perusahaan yang sudah terjamin," katanya.
Dia mengatakan reputasi perusahaan besar sudah bisa dipercaya. “Misalnya Toyota, tentu tidak main-main. Mereka tidak akan melakukan penyelundupan,” ujar Sofjan.
Semua perusahaan ternama yang sudah jelas track record-nya yang mengimpor bahan baku dan bahan penolong bisa diperiksa pabrik masing-masing. Sofyan mengatakan perusahaan multinasional memiliki aturan main yang tidak mungkin mereka langgar. Sisanya yang melakukan penyelundupan dan lain-lain itu jumlahnya tidak lebih dari 20 persen. "Kami tahu karena kami bersaing dengan mereka. Kalau mereka tidak bayar pajak, kami tidak bisa bersaing," katanya.
Dia mengharapkan semua pemain di Tanjung Priok itu bisa diamankan. Pemain besar itu tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Dia menjelaskan hal itu merupakan cara jangka pendek untuk mengurai kemacetan di Tanjung Priok. "Untuk jangka panjang harus dibicarakan lagi," ujarnya.
Sofyan menjelaskan perlunya diatur pemisahan pelabuhan ekspor dan impor. Dia mengatakan harus ada pelabuhan yang dikhususkan satu untuk ekspor dan satu untuk impor. Saat ini, kata dia, ada 50 ribu kontainer yang keluar masuk Tanjung Priok setiap hari. Hal ini menimbulkan kemacetan peti kemas.
Belum lagi dari sebanyak 4000 hanya bisa dikeluarkan 100 kontainer per hari. Peti kemas itu sudah banyak yang tidak bertuan. "Banyak yang sudah busuk. Ada yang sudah dua-tiga tahun tidak diambil," katanya.
RAMADHANI
Berita terkait
Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa
6 Februari 2024
Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.
Baca SelengkapnyaIdentitas Mayat Dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok Terungkap, Wanita Asal Fakfak
26 Januari 2024
Identitas mayat dalam kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok terungkap. Korban berinisial HG, 38 tahun, wanita asal Fakfak, Papua Barat
Baca SelengkapnyaMisteri Mayat dalam Kontainer di Tanjung Priok, Polisi Temukan Kemiripan Sidik Jari pada 12 Orang
24 Januari 2024
Polisi menemukan ada 12 orang yang punya kemiripan sidik jari dengan sosok mayat dalam kontainer di Tanjung Priok.
Baca SelengkapnyaKasus Mayat dalam Kontainer di Tanjung Priok, Polisi Uji Histopatologi dan Toksikologi
24 Januari 2024
Hasil penyelidikan sementara tetap tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada mayat dalam kontainer tersebut.
Baca SelengkapnyaMayat Dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, RS Polri Periksa 3 Hal Ini
20 Januari 2024
Dokter forensik masih memeriksa kemungkinan penyebab kematian korban mayat dalam kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok.
Baca SelengkapnyaPolisi Periksa 5 Saksi Kasus Mayat dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok
19 Januari 2024
Polisi menelusuri kasus penemuan mayat dalam kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok dan memeriksa pekerja sekitar serta pengurus jasa pengiriman
Baca SelengkapnyaKontainer Berisi Mayat di Pelabuhan Tanjung Priok Sempat Transit di Surabaya
18 Januari 2024
Polisi masih menelusuri asal kontainer berisi mayat sebelum singgah di Surabaya dan akhirnya mendarat di Tanjung Priok.
Baca SelengkapnyaTidak Ada Bekas Kekerasan pada Mayat dalam Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok
18 Januari 2024
Mayat berjenis kelamin perempuan itu tergeletak di dalam kontainer hijau berukuran 20 kaki yang kosong. Tidak ada bekas kekerasan.
Baca SelengkapnyaKronologi Penemuan Mayat Perempuan dalam Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
17 Januari 2024
Petugas muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok, MZ, menemukan mayat saat hendak memuat keramik ke dalam peti kemas
Baca Selengkapnya5 Pelabuhan Utama di Indonesia, Begini Profil Pelabuhan Tanjung Priok hingga Pelabuhan Belawan
21 Desember 2023
Berikut deretan pelabuhan utama di Indonesia, temasuk Pelabuhan Tanjung Priok hingga Pelabuhan Belawan.
Baca Selengkapnya