Gambar uang kertas pecahan baru dua ribu rupiah, di Jakarta, Jumat (10/07). Perum Peruri pada 20 Juli akan menyerahkan uang kertas pecahan dua ribu rupiah ke Bank Indonesia sebesar lima ratus juta Bilyet. Foto : TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta -- Perum Peruri menargetkan laba sebesar Rp 250 miliar hingga akhir tahun 2013. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan laba tahun 2012 sebesar Rp 23 miliar. “Tahun lalu memang agak kecil karena ada keterlambatan sign in kontrak dengan Bank Indonesia untuk mencetak uang, “ kata Corporate Secretary Peruri, Slamet Haryono, di Restoran Sari Kuring, Rabu malam, 24 Juli 2013.
Sedangkan untuk semester I ini Peruri telah mengantongi laba sebesar Rp 120 miliar. Kontribusi terbesar dihasilkan dari usaha percetakan uang. “Rata-rata per tahun kontribusi percetakan uang sebesar 70 persen,”
Sisanya diperoleh dari pencetakan paspor, perangko dan materai, surat tanah, dan pita cukai. “Seperti paspor itu kontribusinya sekitar 15 persen,” katanya. Tahun 2013 BI memesan pencetakan uang di Perum Peruri sebanyak 5,3 miliar bilyet.
Perum Peruri juga menganggarkan belanja modal (capital expenditure–capex) sebesar Rp 700 miliar untuk belanja mesin. “Sebanyak Rp 650 miliar pinjaman dari Bank Mandiri, sisanya dana internal,” katanya.