TEMPO.CO, Jakarta- Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya memilih Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI), Hendar, sebagai Deputi Gubernur. Hendar terpilih melalui pemungutan suara (voting). Komisi tetap mengambil keputusan malam ini, meski dua anggota komisi walk out, minta penundaan.
"Dua anggota Pak Muhamad Hatta dari PAN dan Mustafa Assegaf dari PPP minta ditunda, karena mereka meminta ada penjelasan dari PPATK dan BIN," ujar Wakil Ketua Komisi Keuangan, Harry Azhar Azis, seusai pemungutan suara di Komisi Keuangan, Senin, 8 Juli 2013.
Menurut Harry, keduanya mencurigai rekam jejak salah satu calon. Ditanya siapa calon yang dimaksud, Harry enggan menyebut. "Sebelumnya, yang menggunakan data dari PPATK dan BIN itu pemilihan Gubernur BI dan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tapi semua sepakat diselesaikan malam ini."
Dukungan suara untuk Hendar mengalahkan dukungan suara untuk dua calon lainnya yakni Asisten Gubernur BI, Mulya Siregar, dan Direktur Eksekutif Direktorat Pengelolaan Devisa, Tresna Wilda Suparyono.
Dari 51 anggota komisi yang hadir, 48 orang memberikan suaranya. Sebanyak 24 suara mengalir untuk Hendar, 18 suara untuk Tresna, 5 suara untuk Mulya, dan 1 suara dianggap tidak sah.
Harry mengaku tak tahu betul mengapa suara anggota mengalir deras untuk dua calon yakni Hendar dan Tresna, sementara Mulya tertinggal jauh. Fraksi Golkar, kata Harry, membebaskan anggota untuk memilih. "Biasanya kan ada arahan," katanya. Meski begitu ia mengakui sempat ada anggota fraksinya yang ngotot mendukung calon dalam rapat fraksi.
Menurut Harry, kemungkinan Hendar terpilih karena dianggap mewakili moneter. "Bisa memperkuat sisi moneter Bank Indonesia. Mulai 1 Januari 2014, BI fokus dua role sistem pembayaran dan moneter," ujarnya. Selain itu, mungkin anggota lebih mengenal Hendar, sebelumnya Hendar pernah juga menjalani uji kelayakan dan kepaturan untuk posisi yang sama tapi kalah suara.
Selanjutnya, hasil pengambilan keputusan di Komisi akan dibawa ke Paripurna pada Kamis, 11 Juli 2013. Hendar akan meneruskan masa jabatan Muliaman Hadad yang mengundurkan diri lantaran terpilih sebagai Ketua Otoritas Jasa Keuangan pada 2012 lalu. Hendar akan menjabat hingga 2016.
Hendar merupakan pejabat karier di BI. Dia mengawali karier di BI pada 1983 sebagai Staf Urusan Kredit Umum BI. Kariernya menanjak menjadi Kepala Biro Kebijakan Moneter pada 2004 dan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter pada 2009.
Sejak awal 2013, Hendar naik jabatan menjadi Asisten Gubernur BI.
Pada Maret 2013, Hendar bersama rekannya Perry Warjiyo pernah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan untuk posisi Deputi Gubernur pengganti Budi Mulya tapi kalah suara dari Perry.
MARTHA THERTINA
Berita terkait
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
2 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
2 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
2 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
4 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
5 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
5 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
6 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
6 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
6 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
7 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Selengkapnya