Pemerintah Buka Peluang Koreksi Data Penerima BLSM

Reporter

Editor

Zed abidien

Sabtu, 29 Juni 2013 16:06 WIB

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Agung Laksono. ANTARA/Jessica Helena Wuysang

TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah membuka peluang mengoreksi data penerima Bantuan Langsung Sementara Mandiri (BLSM). "Bisa diadakan koreksi, antara lain supaya melapor ke kelurahan bagi mereka yang dipandang tidak pantas, atau ada yang dikembalikan ada yang di retur, merasa tidak layak lagi," kata Menteri Koordinator dan Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di sela kunjungannya menyaksikan pembayaran BLSM di Kantor Pos Pusat Bandung, Sabtu, 29 Juni 2013.

Agung mengatakan, mekanisme koreksi data penerima itu harus melalui forum Musyawaran Kelurahan atua Desa. "Karena itu, pada kelurahan dan desa-desa segera menyiapkan posko. Posko itulah yang akan menyelenggarakan Musyawarah Desa (Kelurahan), unsurnya kepala desa, unsur PT Pos terdekat, kemudian tokoh-tokoh masyarakat setempat, tokoh agama, pemuka agama itulah yang akan berembuk," kata dia.

Menurut dia, lewat rembukan itu, usul mengoreksi nama penerima BLSM diputuskan. "Data baru itu baru di ajukan melalui PT Pos, nanti selanjutnya diserahkan oleh PT Pos sampai di database terpadu di pusat, nanti akan muncul data baru," kata Agung.

Dia menjanjikan proses koreksi itu akan berlangsung cepat, tergantung forum Musyawarah Desa atau Kelurahan itu mengirimkan data baru. "Secepatnya, tapi tidak lebih dari 1 bulan kalau proses itu berjalan," kata Agung.

Kendati bisa mengganti nama penerimanya, Agung mengatakan, jumlah jatah penerima RTS (rumah tangga sasaran) itu di wilayah itu tidak bisa ditambah. Dia beralasan, pemerintah tidak bisa menambah jumlah penerima BLSM. "Sekarang tidak, karena berdasarkan anggaran yang disetujui oleh DPR dan pemerintah, hanya 15,5 juta (RTS)," kata dia.

Menurut dia, forum musyawarah desa atau kelurahan itu juga akan dimanfaatkan mengusulkan nama baru penerima BLSM dari daerah itu menggantikan nama pemilik kartu yang tidak ditemukan di wilayah itu. "Dengan catatan jumlah itu yang dianggap tidak layak atau tercoret, yang keluar itu, jumlahnya sama dengan yang di isi baru," kata Agung. "(Contohnya) keluar 10, bisa diganti 10 (nama)."

Data terakhir yang dicatat PT Pos Indonesia mendapati jumlah KPS (kartu Perlindungan Sosial) yang dikembalikan per 28 Juni 2013 ada 8.845 lembar dari 9,85 juta lembar kartu yang sudah didistribusikan. Agung menduga, jumlah kartu yang dikembalikan itu nanti berkisar antara 5 persen sampai 7 persen. "Walaupun verifikasi berulang-ulang, tapi selama sistem itu disiapkan oleh menusia, bisa saja ada kekeliruan," kata dia.

AHMAD FIKRI


Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

4 menit lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

4 menit lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Kenali Perbedaan Mata Panda dan Kantung Mata

27 menit lalu

Kenali Perbedaan Mata Panda dan Kantung Mata

Rasa lelah dan juga berkurangnya waktu tidur selalu dikaitkan dengan munculnya mata panda hingga kantung mata. Apa bedanya?

Baca Selengkapnya

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

39 menit lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

50 menit lalu

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

Mulut adalah bagian tubuh penting dan pintu saluran pencernaan. Berikut fakta menarik dan aneh terkait mulut sebagai organ yang kompleks.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

55 menit lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Kejanggalan di Balik Kematian Brigadir RA, Keluarga: Dia Punya Anak Tiga Tidak Mungkin Bunuh Diri

56 menit lalu

Kejanggalan di Balik Kematian Brigadir RA, Keluarga: Dia Punya Anak Tiga Tidak Mungkin Bunuh Diri

Sepupu Brigadir RA meragukan kesimpulan polisi bahwa kerabatnya itu bunuh diri karena Ridhal dikenal sebagai orang yang periang.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

1 jam lalu

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina

Baca Selengkapnya

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

1 jam lalu

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

Setelah diperiksa Imigrasi, 15 kru dan artis Korea Selatan, termasuk Hyoyeon SNSD dan Dita Karang sudah kembali ke Korsel pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

1 jam lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya