Tak Ada Regenerasi, Batik Sukapura Terancam Punah

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 26 Juni 2013 15:36 WIB

Sejumlah pekerja membuat batik tulis di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kamis (5/1). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Tasimalaya - Batik Sukapura, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat terancam punah. Penyebabnya bukan karena pengrajin kekurangan modal, namun tidak adanya regenerasi perajin batik Sukapura.

"Dulu ada 50 perajin batik Sukapura, sekarang tinggal 13 pengrajin. Itu pun hanya home industri (industri rumahan)," kata Uun Kurniasih, salah seorang pelestari Batik Sukapura di sela acara Kreasi Batik Sukapura, di Kantor Setda Kabupaten Tasikmalaya, Rabu 26 Juni 2013.

Dia mengatakan, minat remaja untuk menjadi pengrajin batik sangat minim. Mereka, kata dia, sibuk dengan kegiatannya sehari-hari dan sekolah. "Generasi muda tak ada yang mau membatik. Anak-anak zaman sekarang pengennya main hape dan nonton tivi. Tidak ada yang peduli," kata Uun.

Atas kondisi ini, dia mengaku sedih dan khawatir. Uun pun meminta pemerintah daerah mencari solusinya. "Saya butuh orang yang peduli terhadap batik Sukapura. Sekarang hampir punah batik Sukapura," jelas dia.

Menurut Uun, batik Sukapura memiliki ciri-ciri warna gelap, dan bermotif tumbuhan. Batik ini bisa tahan lama, warnanya tidak mudah luntur. "Bahan pewarnanya masih pakai kimia. Memang pernah ada pelatihan memakai pewarna alami, tapi belum dicoba, pengen yang praktis," jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Tasikmalaya, Nana Heryana mengatakan, selain faktor sumber daya manusia (SDM), kurangnya kreasi dari perajin batik Sukapura juga menjadi ancaman punahnya batik ini. "Dengan acara Kreasi Batik Sukapura, kami dan Diskoperindag memberi motivasi kepada perajin batik Sukapura agar berkreasi," katanya.

Menurut Nana, perajin batik Sukapura masih memegang teguh pakem lama dan tidak berani membuat inovasi dan kreasi. Mereka tidak mau memakai warna yang sedang tren maupun memadukan warna. "Ini yang jadi kendala (dalam pemasaran batik Sukapura)," kata dia.

Namun demikian, menurut Nana, saat ini sudah ada sebagian pengrajin yang mulai berkreasi. Itupun jumlahnya belum banyak. "Memang pakem dan tradisi harus dipertahankan. Namun kami juga berharap muncul perajin-perajin baru dengan kreasi baru. Kreasi baru dengan tetap mempertahankan ciri khas batik Sukapura," tegas Nana.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tasikmalaya, Lina Ruzhanul Ulum mengatakan, pihaknya pernah mengadakan pelatihan membatik khusus di Kabupaten Tasikmalaya. "Pelatihan untuk regenerasi perajin batik," kata dia.

Dalam pelatihan itu, pengrajin diberi pelajaran mengenai teknik pewarnaan kain batik. Dia mengakui, warna Batik Sukapura masih terkesan kolot dan kuno.

"Pada pelatihan kemarin, disampaikan agar perajin batik membikin warna tak monoton. Lihat batik kota (Tasik), berani main warna.
Akhirnya perajin batik Sukaraja mulai berani main warna. Pertahankan tradisi harus, tapi kejar pasar juga harus," jelas Lina.

Upaya regenerasi lainnya, adalah memasukan pelajaran membatik ke dalam mata pelajaran muatan lokal (mulok) di sekolah menengah pertama. "Di SMPN Sukaraja ada pelajaran membatik," katanya.

CANDRA NUGRAHA
Terhangat:
Ridwan Kamil
| Razia Bobotoh Persib| Puncak HUT Jakarta| Penyaluran BLSM| Ribut Kabut Asap


Baca Juga:
McDonalds Telah Menghapus Menu Makanan Halal

PKS: Dakwaan Luthfi Aneh dan Lucu

Mabes: Dua Polisi Tertangkap Bawa Rp 200 Juta

Ahok Kecewa dengan PKL

Mahdiana Kenalkan Djoko Susilo sebagai Andika

Polisi Tetapkan 9 Tersangka Pembakar Hutan

Laga Persib Vs Persija Bakal Dilarang di Jakarta







Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

10 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

34 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

36 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

53 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya