Gita Wirjawan Ajak Mahasiswa

Rabu, 19 Juni 2013 11:17 WIB

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan ketika menghadiri acara Lokarya Tempe nasional di Gedung SMESCO di Kawasan Gatot Subroto, Jakarta (12/06). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menekankan pentingnya meningkatkan diri untuk bisa bersaing di era globalisasi. Karena itu ia mengajak mahasiswa untuk mampu "bergangnam" data-style ala Psy. "Bagaimana kita bisa bersaing kalau tak bisa meng-gangnam-kan diri kita sendiri," kata Gita saat memberi kuliah umum kepada 1.900an mahasiswa dalam acara Bank Mandiri "National Lecturer Series 2013", Rabu, 19 Juni 2013.


Gita menjelaskan, artis Korea Psy yang mempopulerkan gangnam data-style tak tampan, tapi videonya bisa ditonton jutaan orang di seluruh dunia. "Mukanya engga ganteng-ganteng banget tapi bisa goyang, bisa nyanyi dan videonya dilihat jutaan orang," katanya.


Sama seperti gangnam data-style yang mendunia, menurut Gita, masyarakat Indonesia harus bisa menghasilkan produk yang bisa digunakan tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri.


Soal Gangnam, Gita menambahkan, wilayah di Korea Selatan itu juga dikenal sebagai daerah yang mempertunjukkan kekayaan yang disokong kemajuan teknologi. Indonesia punya pekerjaan rumah di sini. Bagaimana meningkatkan potensi diri melalui pemanfaatan teknologi. "Kemahiran teknologi ini yang harus disikapi," ujarnya.


Ia mengingatkan, perdagangan bebas tak bisa dihindari. Ke depan, produk buatan asing bisa dijual belikan hingga ke daerah-daerah terpencil di Indonesia dengan tarif masuk yang murah. "Produk-produk kita harus bisa bersaing," katanya. Tak cukup bisa membuat produk canggih, tapi bagaimana membuatnya dengan biaya murah.


Advertising
Advertising

"Perusahaan Taiwan, Foxcon bisa memproduksi Iphone dengan US$ 10, bisa tidak kita memproduksi dengan US$ 10?" katanya.


Ia paham, kemampuan menghasilkan produk canggih dengan biaya murah tak mudah. Diperlukan riset puluhan tahun dan investasi teknologi. Oleh sebab itu, ia mengatakan Indonesia perlu memikirkan cara lain. Kemitraan strategis dengan perusahaan-perusahaan multinasional itu jadi salah satu pilihan.


Meski begitu, Gita menegaskan Indonesia tetap harus berinvestasi besar di bidang pendidikan, untuk mencetak lebih banyak orang-orang yang ahli di berbagai bidang. "Dengan ini, kita akan membuahkan new Steve Job, Larry Page. Siapapun bisa mengukir prestasi," katanya.


Gita memberi catatan, saat ini setiap tahunnya, Indonesia hanya mengeluarkan kurang dari 500 paten. Sementara Korea Selatan, Jepang bisa mengeluarkan 50 ribu paten. Perusahaan Foxcon bahkan sudah punya 15 ribu paten.


Indonesia sendiri, ditegaskan Gita punya potensi pertumbuhan ekonomi yang besar ke depan. Saat ini GDP Indonesia diklaim urutan 15 dunia. "Kalau bisa mengeksplorasi, ke depan 2030 kemungkinan akan jadi ekonomi terbesar keenam, ketujuh, kedelapan," katanya. Tapi, itu juga masih tergantung bagaimana akses masyarakat terhadap kredit bisa makin terbuka, suku bunga bisa makin murah, perbaikan iklim investasi, termasuk penurunan tingkat korupsi.


MARTHA THERTINA

Berita terkait

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

4 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

11 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

12 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

12 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

17 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

17 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

17 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

19 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

20 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya