Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya bursa regional yang mengantisipasi data ketenagakerjaan Amerika Serikat menjadi katalis negatif indeks saham di bursa Jakarta.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini terjun bebas 135,90 poin (2,72 persen) ke level 4.865,32. Ini adalah koreksi indeks yang paling tajam sepanjang tahun 2013.
Analis dari PT Universal Broker Indonesia, Alwi Assegaf, mengatakan sentimen negatif datang dari melemahnya data-data ekonomi Amerika Serikat yang dimotori indeks manufaktur dan data penambahan tenaga kerja sektor jasa yang di bawah ekspektasi. "Investor mulai berhati-hati dan mengambil jarak dengan pasar."
Selain itu, investor masih menanti kepastian bank sentral Amerika (The Fed) dalam melanjutkan program stimulusnya yang berjumlah US$ 85 miliar per bulan. Apabila stimulus dihentikan, otomatis aliran dana asing yang masuk ke pasar saham menjadi terbatas.
Di sisi lain, tekanan jual asing semakin meningkat dengan total penjualan bersih kemarin mencapai Rp 1,8 triliun turut menjadi pemberat indeks. Secara kumulatif, nilai transaksi jual asing dalam dua pekan belakangan ini telah menembus angka Rp 10 triliun.
Menurut Alwi, penutupan indeks di bawah level 4.900 menandai terbentuknya pola bearish. Setelah menyentuh ke dasar, biasanya indeks akan kembali menguat karena adanya dorongan untuk membeli saham di harga murah (bargain hunting). "Aksi beli ini bisa mendorong indeks untuk melangkah ke posisi yang lebih tinggi."
Saham yang berpindah tangan hari ini sebanyak 4,7 miliar lembar saham dengan volume Rp 7,8 triliun dengan frekuensi 163,6 ribu kali. Sebanyak 43 saham menguat, 241 saham turun, serta 71 lainnya tidak berubah.